Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 18:25 WIB | Selasa, 08 April 2014

Rupiah Selasa Sore Ditutup Menguat

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (8/4) sore menguat sebesar 19 poin menjadi Rp 11.286 dibanding sebelumnya Rp 11.305 per dolar AS.

"Sikap Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen ditanggapi positif pelaku pasar uang karena dinilai masih sesuai dengan perkembangan kondisi ekonomi Indonesia," kata analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan bahwa outlook rupiah juga masih ditopang oleh optimisme akan hasil pemilu 9 April mendatang yang diprediksi dapat mengurangi risiko politik," 

Selain itu, lanjut dia, posisi cadangan devisa juga masih cukup aman dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia meski mengalami penurunan.

"Dari sisi fundamental, cadangan devisa Indonesia periode Maret 2014 sebesar 102,59 miliar dolar AS masih dapat memberikan sentimen positif untuk rupiah," kata dia.

Meski demikian, lanjut dia, investor juga akan bersikap hati-hati menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini karena dapat memberikan petunjuk lebih lanjut atas outlook kebijakan moneter Indonesia. 

Analis Bank Mandiri Renny Eka Putri mengatakan bahwa faktor domestik masih mendukung penguatan mata uang domestik di tengah minimnya sentimen positif dari eksternal.

"Eksternal belum ada sentimen yang mendukung penguatan dolar AS karena data ekonomi Amerika Serikat masih di bawah ekspektasi," kata dia

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini (8/4), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.309 dibandingkan sebelumnya (7/4) di posisi Rp 11.282 per dolar AS.

Rupiah Menguat 7,13 Persen pada Kuartal Pertama

Bank Indonesia menyatakan nilai tukar rupiah sampai Maret 2014 menguat 7,13 persen dibandingkan dengan level akhir tahun 2013, atau secara rata-rata menguat 2,85 persen dibandingkan dengan rata-rata rupiah sepanjang 2013.

"Perekonomian yang semakin berimbang dan mendorong perbaikan kinerja sektor eksternal berdampak pada menguatnya nilai tukar rupiah," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara saat jumpa pers di Jakarta, Selasa. 

Pada Maret 2014, rupiah ditutup di level Rp 11.360 per dolar AS, menguat 2,19 persen dibandingkan dengan level akhir Februari 2014. Secara rata-rata, rupiah pada Maret 2014 tercatat Rp 11.420 per dolar AS, menguat 4,38 persen dibandingkan dengan rata-rata rupiah pada Februari 2014 sebesar Rp 11.919 per dolar AS.

Tirta mengatakan, Bank Indonesia akan tetap konsisten menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya dan didukung berbagai upaya untuk meningkatkan pendalaman pasar uang. 

"Berbagai kemajuan dalam pendalaman pasar uang baik rupiah maupun valas seperti mini MRA (master repo agreement) dan transaksi lindung nilai akan ditingkatkan dan menjadi fokus kebijakan ke depan," ujar Tirta.

Menguatnya nilai tukar rupiah juga diiringi dengan penurunan tekanan inflasi. Inflasi Maret 2014 tercatat rendah yakni 0,08 persen (mtm) atau 7,32 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi Februari 2014 sebesar 0,26 persen (mtm) atau 7,75 persen (yoy). Inflasi Maret 2014 juga tercatat lebih rendah dari rata-rata inflasi dalam 6 tahun terakhir. 

Tirta menambahkan, untuk stabilitas sistem keuangan, juga terjaga di mana ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan perbaikan kinerja pasar keuangan. Ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga, serta dukungan modal yang masih kuat. 

Pertumbuhan kredit kepada sektor swasta melambat dari 20,9 persen (yoy) pada Januari 2014 menjadi 19,9 persen (yoy) pada Februari 2014, sejalan dengan arah moderasi permintaan domestik. 

"Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan OJK untuk mengarahkan pertumbuhan kredit ke depan sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih sehat dan seimbang," kata Tirta.

Sementara itu, terkait kinerja pasar modal pada Maret 2014 juga semakin baik tercermin pada IHSG yang berada dalam tren meningkat dan imbal hasil SBN yang menurun. Perbaikan kinerja pasar modal tersebut didorong meningkatnya optimisme investor terhadap perekonomian domestik, ujar Tirta. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home