Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 18:45 WIB | Senin, 02 Juni 2014

Rupiah Senin Sore Melemah Menjadi Rp 11.731

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (2/6) sore melemah sebesar 57 poin menjadi Rp 11.731 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.674 per dolar AS.

"Data ekonomi nasional yang dinilai negatif menjadi beban mata uang rupiah pada awal pekan ini. Mei tercatat inflasi sebesar 0,16 persen dan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 1,96 miliar dolar AS," kata Analis pasar uang PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong.

Menurut dia, yang perlu dikhawatirkan bagi pelaku pasar uang yakni laju inflasi, pemerintah diharapkan dapat menjaga itu agar lebih stabil apalagi menjelang bulan puasa dan Lebaran.

"Jika inflasi terjaga, mata uang rupiah akan kembali ke dalam tren positifnya," katanya.

Di sisi lain, Lukman Leong menambahkan bahwa faktor pemilu kembali muncul menyusul belum adanya pasangan dari capres-cawapres yang memiliki suara dominan.

"Pelaku pasar tidak mau berspekulasi terhadap hasil pemilu presiden, dari pantauan saat ini masih seimbang," ucapnya.

Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa data ekonomi yang dipublikasikan pada Senin ini menjadi faktor utama tertekannya indeks BEI.

"Ekspektasi sebelumnya, pelaku pasar memperkirakan bahwa neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus, namun data yang dipublikasikan diluar ekspektasi," katanya.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini (2/6), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 11.740 dibandigkan posisi sebelumnya Rp 11.611 per dolar AS.

IHSG

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ditutup terangkat sebesar 18,18 poin atau 0,57 persen ke posisi 4.912,09.

Sementara itu, indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 4,53 poin (0,55 persen) ke level 829,08.

"Setelah mengalami tekanan cukup signifikan pada akhir pekan lalu (30/5), pelaku pasar kembali mengakumulasi saham domestik sehingga indeks BEI kembali menguat," kata Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan bahwa masih masuknya dana asing ke pasar saham domestik juga turut menunjang indeks BEI berada di area positif ke depannya. Pada Senin (2/6) ini, investor asing membukukan beli bersih (foreign net buy) saham sebesar Rp835,48 miliar.

Kendati demikian, lanjut dia, penguatan indeks BEI masih tertahan menyusul terkoreksinya mata uang rupiah dan defisit neraca perdagangan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama April 2014 defisit 1,96 miliar dolar AS.

Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa momentum penurunan indeks BEI mulai merada setelah mengalami tekanan pada pekan lalu. Hal itu dipicu dari pelaku pasar jangka pendek yang muncul untuk menstabilkan harga.

"Pelaku pasar mengambil kesempatan untuk kembali masuk ke pasar," katanya.

Tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 207.821 kali dengan volume mencapai 3,10 miliar lembar saham senilai Rp4,46 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 124 saham, yang melemah 208 saham, dan yang tidak bergerak 76 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 71,51 poin (0,31 persen) ke level 23.081,65, indeks Nikkei naik 303,54 poin (2,07 persen) ke level 14.935,92 dan Straits Times menguat 6,39 poin (0,19 persen) ke posisi 3.302,24. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home