Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 06:40 WIB | Sabtu, 22 April 2023

Rusia Peringatkan Terjadinya Perlombaan Senjata Tak Terkendali

Foto yang diambil pada hari Rabu, 24 Juni 2020, rudal balistik RS-24 Yars Rusia meluncur di Lapangan Merah selama parade militer Hari Kemenangan yang menandai peringatan 75 tahun kekalahan Nazi di Moskow, Rusia. Rusia dan Amerika Serikat bertukar dokumen pada Selasa 26 Januari 2021, untuk memperpanjang perjanjian nuklir START Baru, pakta kendali senjata terakhir mereka yang tersisa, kata Kremlin. (Foto: dok. AP)

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Seorang pejabat Rusia memperingatkan pada hari Jumat (21/4) tentang perlombaan senjata "tak terkendali" yang melibatkan banyak kekuatan nuklir, kata kantor berita milik negara RIA.

“Intinya, kita sedang menyaksikan perlombaan senjata peluru kendali (rudal) dengan konsekuensi yang sulit diprediksi. Puluhan miliar dolar diinvestasikan untuk meningkatkan teknologi rudal. Proses ini mengambil karakter yang tidak terkendali,” kata Grigory Mashkov.

RIA mengatakan Mashkov merujuk dalam sebuah wawancara majalah tentang ekspansi cepat sistem misil China dan kemampuan nuklir Israel, India, dan Pakistan.

Ilmuwan atom mengatakan pada bulan Januari bahwa "Jam Kiamat," ukuran nosional dari risiko kepunahan umat manusia, telah berdetak lebih dekat ke tengah malam daripada sebelumnya sebagai akibat dari meningkatnya ketegangan nuklir sejak invasi Rusia ke Ukraina.

Rusia telah mengklaim empat wilayah Ukraina sebagai wilayahnya sendiri dan menempatkannya di bawah payung nuklirnya, dalam tindakan yang dikutuk sebagai ilegal oleh sebagian besar negara di Perserikatan Bangsa-bangsa.

Presiden Vladimir Putin telah mengatakan berulang kali bahwa Rusia akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan "integritas teritorialnya".

Pada bulan Februari, Putin mengumumkan Moskow menangguhkan perjanjian START Baru dengan Amerika Serikat, yang membatasi hulu ledak nuklir yang dikerahkan masing-masing pihak, dengan mengatakan Washington berusaha untuk menimbulkan "kekalahan strategis" pada Rusia di Ukraina.

Sebelumnya, RIA mengutip Kementerian Luar Negeri Rusia yang mengatakan "kekosongan" dapat muncul dalam stabilitas strategis setelah New START berakhir pada 2026. Tidak jelas apakah ini pernyataan kementerian atau komentar dari wawancara Mashkov.

RIA juga mengutip kementerian yang mengatakan bahwa Moskow perlu membangun kemampuan rudal taktisnya termasuk di wilayah Kaliningrad, yang berbatasan dengan anggota NATO, Polandia dan Lituania. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home