Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 21:00 WIB | Senin, 08 September 2014

SBY Setuju Penjara Khusus untuk Narapidana Terorisme

Susilo Bambang Yudhoyono setuju penjara khusus Untuk terorisme (Foto:Antara)

BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyetujui gagasan perlunya ada penjara khusus untuk narapidana kasus terorisme. Namun Presiden tidak setuju jika penjara khusus terorisme itu ada di kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor.

"Saya putuskan, idenya bagus, diperlukan, tetapi tempatnya dimana kita pikirkan nanti," kata Presiden  saat meninjau lokasi fasilitas deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Kawasan IPSC, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (8/9).

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden menanggapi keinginan Kepala Badan Nasional Pengendalian Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengenai perlunya penyediaan sel khusus untuk narapidana kasus terorisme karena ada kekhawatiran terjadi rekrutmen teroris di dalam penjara, yang sasarannya bukan hanya narapidana, tapi juga sipir.

Ansyaad menjelaskan, permintaannya itu merupakan amanat sejumlah kepala lembaga masyarakat yang mengharapkan agar para narapidana kasus terorisme dipisahkan dari narapidana perkara lain.

Menurut Ansyaad, saat ini ada 48 sel khusus untuk narapidana kasus terorisme, dan setiap sel bisa diisi tiga narapidana. Ia menjelaskan pula bahwa saat ini ada 28 lembaga pemasyarakatan yang menjadi tempat memenjarakan narapidana kasus terorisme.

Presiden menyatakan sepakat dengan ide pemisahan penempatan narapidana kasus terorisme di dalam penjara.

Namun ia tidak setuju kalau sel-sel untuk para narapidana kasus terorisme dibangun di Kawasan IPSC karena kawasan itu merupakan kawasan untuk pendidikan dan pelatihan untuk pasukan perdamaian maupun umum sehingga justru dapat menimbulkan kerawanan baru.

Presiden Yudhoyono menyarankan agar penjara khusus untuk narapidana kasus terorisme dibangun di tempatlain yang lebih aman dan tidak menimbulkan kerawanan baru.

Namun Presiden juga mengingatkan agar penjara itu nantinya tidak akan seperti Penjara Guantanamo, tempat Amerika Serikat memenjarakan para teroris.

"Kita jelas bukan seperti Guantanamo, jelas bukan sekali. Kita mendukung human rights (hak asasi manusia)," kata Presiden.

Mendampingi Presiden dalam kunjungan ke IPSC Sentul itu antara lain Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yosgiantoro, Seskab Dipo Alam, Panglima TNI Jendral Moeldoko, dan Kapolri Jendral Sutarman.  (setkab.go.id)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home