Loading...
INDONESIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 08:02 WIB | Selasa, 17 Juni 2014

Seminar Dari Hati ke Hati, Jawab Keraguan terhadap JK

Seminar Dari Hati ke Hati, Jawab Keraguan terhadap JK
(Dari kiri-kanan) Alwi Shihab, Pdt. Bigman Sirait, Luhut Pandjaitan, Hamid Awaludin. (Foto-foto: Diah A.R)
Seminar Dari Hati ke Hati, Jawab Keraguan terhadap JK
Luhut Pandjaitan, tim penasihat pemenangan Jokowi-JK.
Seminar Dari Hati ke Hati, Jawab Keraguan terhadap JK
Hamid Awaludin memberikan kesaksian tentang Jusuf Kalla saat menengahi konflik di Poso dan Ambon.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Beberapa keraguan mengenai calon wakil presiden nomor urut dua (2), Jusuf Kalla terus mencuat dan memberikan keraguan terhadap elektabilitas JK sebagai pendamping calon presiden, Joko Widodo. Namun, seminar Dari Hati ke Hati yang digelar oleh Simpatisan Jokowi menjawab beberapa keraguan mengenai JK seperti anti-Kristen dan anti-Tionghoa.

Dalam seminar yang bertema “Dari Hati ke Hati: Menyibak Radikalisme Agama dan Mencermati Ancaman Wahabisme” ini hadir sebagai narasumber yaitu Alwi Shihab; mantan menteri luar negeri dan ahli islamologi, Luhut Pandjaitan; tim penasihat pemenangan Jokowi dan Hamid Awaludin; mantan menteri hukum dan HAM tahun 2004-2007 dan tim pemenangan Jokowi-JK.

Alwi Shihab hadir sebagai narasumber yang mengungkap fakta dan penjelasan mengenai kaum wahabi. Menurutnya, paham tersebut sebagai doktrin berbahaya yang menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan paham-paham yang tidak sejalan untuk memurnikan Islam. Ada empat ajaran yang harus mereka basmi yaitu filsafat, sufisme, syiah dan Kristen. Ajaran ini dimulai dari abad ke 14 yang dipelopori oleh Ibnu Taimiyah.

Dia juga menerangkan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) lahir dan berkembang di Jawa untuk memprotes kaum wahabi radikal tersebut yang menggunakan kekerasan atas nama agama.

Luhut Pandjaitan juga memaparkan beberapa alasan dia ikut dalam tim pemenangan Jokowi-JK seperti kesederhanaan dan ketegasan Jokowi, memiliki satu visi yang sama yaitu memajukan bangsa Indonesia dan setuju dengan kinerja Jokowi yang tidak transaksional.

Hamid Awaludin berkesempatan untuk mewakili JK dan memberikan sedikit kesaksian tentang apa yang sudah dilakukan oleh JK dalam menangani konflik di Poso dan Ambon. Dia juga menceritakan bagaimana warga etnis tionghoa di Singkawang dan Benteng akhirnya dapat menjadi warga negara Indonesia setelah sekian lama hidup dalam kemiskinan karena tidak memiliki akses untuk mengembangkan usaha mereka yang terbentur dengan status kewarganegaraan. Dari kedua cerita yang dia kemas dengan gayanya yang humoris mampu menghipnotis para peserta seminar dan Hamid menegaskan bahwa JK bukanlah seorang yang anti-Kristen dan anti-Tionghoa.

Pada awalnya acara ini akan dihadiri oleh Jusuf Kalla namun dia tidak bisa hadir karena jadwalnya bersamaan dengan jadwal kampanye di tempat lain. Di tengah sesi tanya jawab, Jusuf Kalla menelepon melalui telepon genggam milik Hamid Awaludin dan mengucapkan salam sekaligus permintaan maaf karena tidak bisa hadir. Acara ini kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab dari peserta kepada para narasumber yang dipandu oleh moderator, Pdt. Bigman Sirait.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home