Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 12:31 WIB | Sabtu, 07 Mei 2016

Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia Digelar di UI

Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia Digelar di UI
Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia atau World Migratory Bird Day 2016 bertajuk Stop The Illegal Killing Taking and Trade of Migration Birds digelar di gedung Matematika Ilmu Pengetahuan Alama (MIPA) Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Sabtu (7/5) dalam rangka menyambut Hari Burung Migrasi Sedunia yang jatuh pada minggu kedua bulan Mei. Seminar yang mengangkat isu perdagangan satwa ilegal tersebut digagas oleh kelompok pemerhati burung yang berdomisili di Jakarta dalam rangka mengkampanyekan sekaligus meningkatkan kesadaran memberi perlindungan burung migran dan habitatnya. (Foto-foto: Dedy Istanto).
Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia Digelar di UI
Yus Rusila Noor dari Wetland International - Indonesia Programme mempresentasikan pandangannya terkait dengan perkembangan burung migrasi yang singgah di Indonesia dalam kegiatan Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia yang digelar di Universitas Indonesia.
Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia Digelar di UI
Gunawan dari Yayasan Konservasi Elang Indonesia mempresentasikan hasil data tentang perdagangan satwa ilegal yang saat ini marak salah satunya melalui sosial media dalam acara Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia yang digelar di Universitas Indonesia.
Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia Digelar di UI
Para peserta seminar yang mayoritas dihadiri peserta dari berbagai kampus di Jakarta saat mengikuti Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia yang digelar di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia Digelar di UI
Nurul Laksmi Winarni dari Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia saat memberikan paparannya terkait dengan isu pemanasan global yang juga ikut mempengaruhi migrasi para burung dalam acara Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia yang digelar di Universitas Indonesia.
Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia Digelar di UI
Dwi Adhiasto dari Wildlife Crime Unit Wildlife Conservation Society memberikan paparannya terkait dengan operasi penyeludupan satwa ilegal yang selama ini beredar di Indonesia dalam acara Seminar Hari Burung Migrasi Sedunia yang digelar di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

DEPOK, SATUHARAPAN.COM – Kelompok pengamat burung dari berbagai organisasi menggelar seminar Hari Burung Migrasi Sedunia atau World Migratory Bird Day di gedung Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Indonesia, hari Sabtu (7/5).

Seminar bertajuk “Stop The Illegal Killing Taking and Trade of Migration Birds” dihadiri para narasumber yang peduli terhadap perkembangan perdagangan liar dan nasib burung-burung migrasi yang singgah di Indonesia.

“Perkembangan teknologi internet melalui sosial media menjadi salah satu pemicu berkembangnya perdagangan satwa liar  di Indonesia. Sosial media seperti Facebook, Twitter, Whatsapp dan lain sebagainya dimanfaatkan sebagian oknum yang ingin menjual satwa yang dilindungi,” kata Gunawan dari Yayasan Konservasi Elang Indonesia saat mempresentasikan hasil temuanya.

Gunawan menambahkan, berdasarkan data tahun 2015, setidaknya ada sekitar 2.471 dari 21 jenis burung pemangsa atau raptor seperti elang yang ditawarkan melalui sosial media untuk perdagangkan secara ilegal. Harga yang ditawarkan variatif, mulai dari Rp 150 ribu sampai dengan Rp 4 juta dan peredaran yang paling terbesar itu ada di sekitar wilayah Jawa Barat.

Selain Gunawan, narasumber Yus Rusila Noor dari lembaga Wetland Internasional – Indonesia Program, Nurul Laksmi Winarni dari Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia, dan Dwi Adhiasto dari Wildlife Crime Unit Wildlife Conservation Society Programme juga dihadirkan untuk menyampaikan pandangannya terkait dengan perdagangan satwa liar, khususnya di Indonesia.

Perdagangan ilegal satwa sampai saat ini semakin marak dilakukan di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Keberadaan berbagai jenis satwa, termasuk burung saat ini turun drastis seiring pertambahan jumlah satwa yang diperdagangkan. Aktivitas penangkapan, perburuan, serta perdagangan ilegal dinilai merugikan, baik dari segi lingkungan maupun kekayaan keragaman hayati di suatu wilayah.

Hari Migrasi Burung Sedunia merupakan agenda rutin berupa kampanye untuk meningkatkan kesadaran secara global dengan tujuan memberikan perlindungan burung migran dan habitatnya. Kegiatan ini berlangsung setiap bulan Mei pada minggu kedua yang dimulai sejak tahun 2006 oleh African-Eurasian Migratory Waterbird Agreement (AEWA) yang bekerjasama dengan Convention of Migratory Species of Wild Animals (CMS).

Seminar sehari yang digelar di Universitas Indonesia ini berlangsung sejak pukul 08.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB yang digagas oleh para kelompok pemerhati burung di Jakarta diantaranya Burung Nusantara, Kelompok Pengamat Burung Nyticorax Universitas Negeri Jakarta, KSHL Comata Universitas Indonesia, Kelompok Pengamat Burung Nectarinia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, BBC Ardea Universitas Nasional.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home