Loading...
HAM
Penulis: Martahan Lumban Gaol 17:48 WIB | Selasa, 29 Maret 2016

SETARA:Maukah Jokowi Menangis Bersama Korban Pelanggaran HAM

Maria Catharina Sumarsih (kiri) ibu kandung dari Benardinus Realino Norma Irawan yang menjadi korban tragedi Semanggi saat ikut aksi Kamisan yang digelar di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat, hari Kamis, 21 Januari 2016. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo pernah tertawa bersama sejumlah pelawak terkenal Tanah Air di Istana Negara, bahkan peristiwa itu terjadi dua hari berturut-turut dengan dua komunitas pelawak berbeda.

Kini, SETARA Institute mempertanyakan kesediaan orang nomor satu di Republik Indonesia itu untuk menangis dan mendengar jeritan hati keluarga korban kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat masa lalu.

“Pak Jokowi pernah tertawa bersama pelawak di Istana Negara, sekarang apakah Pak Jokowi bersedia menangis bersama keluarga korban kasus dugaan pelanggaran HAM berat masa lalu juga?” ucap Ketua SETARA Institute, Hendardi, usai bersama keluarga korban kasus dugaan pelanggaran HAM berat masa lalu bertemu dengan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), di Kantor Wantimpres, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, hari Selasa (29/3).

Dia pun menagih janji Jokowi untuk menyelesaikan kasus dugaan pelanggaran HAM masa lalu yang belum terealisasikan hingga saat ini. Menurutnya, langkah yang kini tengah diupayakan pemerintah, yakni merekonsiliasi tujuh kasus dugaan pelanggaran HAM berat masa lalu, tidak sesuai dengan janji Jokowi.

"Pemerintah hanya mendesain rencana permohonan maaf dan pemulihan korban. Bukan berarti dengan maaf terus kasus ditutup dan kelar. Enggak bisa kayak gitu," ujar Hendardi.

Pertemuan Wantimpres dengan SETARA Institute bersama keluarga korban dugaan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu berlangsung mulai pukul 10.15 WIB itu dibuka oleh Anggota Wantimpres, Sudiarto Danusubroto, dan dihadiri Ketua Wantimpres, Sri Adiningsih.

Sementara dari Setara Institute, hadir Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Hendardi, dan sejumlah pengurus yakni Bonar Tigor Naipospos, Despen Ompusunggu, Aslim Situmorang, dan Ahmad Fanani Rosyidi.

Turut serta dalam pertemuan tersebut, keluarga korban kasus dugaan pelanggaran HAM berat masa lalu seperti Royati Dareini (orang tua korban kerusuhan Mei 1998), Arief Priyadi (orang tua korban kasus Semanggi I) Maria Karaina Sumarsih (orang tua korban kasus Semanggi I), Paian Siahaan (keluarga korban penculikan 1997/1998).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home