Setiap Pebulutangkis Harus Siap Main Rangkap
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Rexy Mainaky, menyatakan dirinya tengah mempersiapkan program bermain rangkap yang bakal siap diterapkan penuh pada tahun depan.
“Saat ini kami pelan-pelan mulai memberikan pengertian kepada para atlet dan pelatih tentang manfaatnya bermain rangkap,” kata Rexy di Pelatnas Cipayung, Jakarta, hari Kamis (12/11).
“Memang sekarang baru ada beberapa pemain yang bermain rangkap seperti Muhammad Rian Ardianto, Hardianto dan Rian Swastedian. Namun ke depan kami ada indikasi mengarah kesana,” kata Rexy.
Namun saat ini sejumlah pemain muda sudah mulai dicoba untuk bermain di dua nomor. Sebut saja pemain ganda putra Muhammad Rian Ardianto yang di dua turnamen belakangan juga berlaga di nomor ganda campuran bersama Masita Mahmudin.
Hasilnya pun cukup memuaskan, Rian/Masita mampu melesat ke babak semifinal Chinese Taipei Open Grand Prix 2015 di debut pertama mereka. Sedangkan pasangan Rian Swastedian/Masita Mahmudin pernah menggondol gelar juara di Vietnam International Series 2015.
Seorang atlet bermain rangkap memang bukanlah hal baru, Tiongkok dan Korea sudah menerapkan ini sejak lama. Di Indonesia, pemain senior sekelas Greysia Polii juga tercatat pernah bermain rangkap di ganda campuran bersama Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Dijelaskan Rexy, bermain rangkap dapat memberikan banyak manfaat bagi para atlet. Selain memperbanyak kesempatan beradaptasi dengan lapangan pertandingan, pemain juga dapat mempelajari lawan lebih intensif pada saat pertemuan di dua nomor karena tentunya ritme permainan di ganda putra, ganda putri dan ganda campuran sangat berbeda.
Manfaat lainnya yang bisa didapat atlet adalah terbentuknya daya tahan fisik serta mindset yang kuat. Misalnya jika si atlet sudah terbiasa bermain lebih dari satu kali dalam sehari, maka standar fisiknya akan terbiasa untuk bermain lebih dari satu kali. Namun soal fisik ini bisa menjadi tantangan pula buat mereka yang belum terbiasa.
“Soal fisik bisa disiasati. Misalnya tahu akan bermain di dua nomor, latihan persiapannya juga disesuaikan untuk bermain di dua nomor. Permainannya juga harus lebih efisien, sebisa mungkin bermain di ganda campuran akan menunjang permainan di ganda putri atau ganda putra dan sebaliknya,” kata Rexy.
“Kita ambil contoh pada Lee Yong Dae (Korea Selatan), kalau bisa bermain di dua nomor di setiap turnamen, dia pasti akan main di dua nomor. Karena dia sadar bahwa bermain di ganda campuran bisa mengangkat penampilan dia di ganda putra,” katanya.
Penerapan bermain rangkap dikatakan Rexy akan ditujukan pada pemain-pemain muda atau pemain lapis kedua. Sementara pemain elite saat ini tengah berkonsentrasi menuju Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
“Kemungkinan permainan rangkap akan kita terapkan ke pemain-pemain muda atau lapis kedua. Jadi bukan untuk pemain-pemain yang akan berangkat ke olimpiade, karena mereka harus fokus ke olimpiade,” kata Rexy. (badmintonindonesia.org).
Editor : Eben E. Siadari
GKI Sinwil Jabar Harapkan Pilkada Asyik dan Penting
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sinode Wilayah Jawa Barat berkomitmen mewu...