Loading...
BUDAYA
Penulis: Francisca Christy Rosana 18:46 WIB | Kamis, 12 Maret 2015

Sineas Ajak Presiden dan Masyarakat Nonton Bareng

Konferensi Pers Hari Film Nasional 2015 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (12/3). (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dunia perfilman Indonesia kini tengah merangkak menuju usia ke-65. Menandai momentum bersejarah ‘menuanya’ dunia perfilman Tanah Air, sineas Indonesia bergelora merancang peringatan Hari Film Nasional yang jatuh pada 30 Maret mendatang.

Kampanye "Ayo! Film Indonesia" pun dipilih sebagai sebuah ajakan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap film-film produksi anak bangsa yang digagas oleh sineas-sineas muda.

Diketuai oleh Lance Mengong, sutradara Jakarta Undercover, Hari Film Nasional 2015 dijadikan awal gerakan pemetaan situasi perfilman Indonesia.

"Selama satu tahun ke depan kami akan melakukan kampanye Ayo! Film Indonesia secara terus menerus dan terencana melalui gerakan Ayo!Nonton Film Indonesia, Ayo! Stop Pembajakan Film Indonesia, dan Ayo! Rawat Film Indonesia,” ujar Lance saat ditemui di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (12/3) sore.

Lance bersama tim rencananya akan mengkampanyekan persoalan-persoalan yang tengah dihadapi dunia perfilman di Indonesia selama setahun penuh, di antaranya berkenaan dengan persoalan pembajakan, menurunnya jumlah penonton bioskop, lemahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki para sineas, dan tidak terurusnya beragam film Indonesia berkualitas masa lampau.

Ajak Presiden Nonton Film

Sementara itu, acara puncak Hari Film Nasional pun rencananya akan diselenggarakan di Istana Negara tepat pada 30 Maret dan dihadiri Presiden Jokowi. Dalam penyelenggaraan puncak acara, Lance menjelaskan akan mengundang berbagai komunitas film di Indonesia untuk nonton bareng Presiden.

“Kapasitasnya hanya 500 orang. Nanti kami pakai sistem undangan. Film yang akan ditonton pun film yang menang dalam Festival Film Indonesia 2014 kemarin, yaitu Cahaya Dari Timur: Beta Maluku yang disutradarai Angga Dwimas Sasongko,” ujar Lance.

Sementara itu, Dirjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Kacung Marijan menyambut baik gerakan ini dan menyatakan komitmen pemerintah untuk membantu para pegiat film untuk menjalankan program-program secara transparan. 

Peran Pemerintah

“Hari film ini kita rayakan lebih spesial dibandingkan sebelumnya. Dari rangkaian kegiatan, poinnya adalah bagaimana kita mendorong masyarakat untuk mencintai film Indonesia, bukan hanya dari pasar film negara lain. Semoga kita bisa lebih kreatif dan produktif,” ujar Kacung.

Joko Anwar, tokoh perfilman Indonesia menambahkan agar pemerintah berusaha sungguh-sunguh meninjau dan membenahi peraturan perundang-undangan dan kebijakan penunjang industri perfilman untuk mempercepat pertumbuhan positif perfilman Indonesia, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas.

"Semua pemangku kepentingan harus bersinergi kalau mau perfilman nasional maju. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Harus mengadakan kegiatan yang sifatnya problem-solving dan harus transparan," kata dia. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home