Spiritualitas Jembatan

SATUHARAPAN.COM – Jembatan adalah bangunan yang sengaja dibuat untuk menghubungkan sesuatu yang terhalangi. Jembatan ada banyak macamnya, dari yang sederhana dan murah  hingga yang sangat rumit dan mahal. Dari yang berupa anyaman bambu hingga yang terbuat dari beton.

Jembatan itu diam, tidak akan berpindah tempat. Hujan badai dan panas terik akan menghiasi kehidupannya. Pagi, siang, sore, dan malam jembatan akan selalu setia berkarya demi semua yang membutuhkan jasanya. Diinjak, dibebani beban yang sangat berat, diludahi, dikencingi, dan masih banyak perlakuan buruk yang diterimanya. Namun, jembatan tetaplah tenang. Jembatan tetap setia dengan hidup yang menjadi panggilannya.

Spiritualitas jembatan adalah spiritualitas memberi. Spiritualitas jembatan menjadikan yang lain mampu terhubung satu dengan yang lain. Memberi diri sepenuhnya untuk yang lain. Memberikan dirinya untuk membantu makhluk lain menyeberang tanpa pernah berpikir mendapatkan sanjungan, pujian, dan penghargaan. Karena sepanjang sejarah jarang sekali ada yang mau untuk sekadar berterima kasih atas jasanya.

Andai manusia mau meneladani spiritualitas jembatan, niscaya kehidupan ini akan jauh lebih tentram. Andai semua ciptaan mau meneladani spiritualitas jembatan yang senantiasa memberi diri setulus dan sepenuh hati dengan ketabahan dan kesederhanaan, maka relasi  antarsesama ciptaan akan terjalin baik. Bukankah persoalan komunikasi antarmanusia yang utama adalah ketiadaan penghubung?

Namun, dalam kenyataannya, sulit bagi manusia untuk menjadi jembatan. Manusia hanya suka melewatinya. Menjadi jembatan harus siap dengan segala derita dan kesendirian serta kesunyian karena itulah panggilan jiwa Sang Penghubung.

Padahal, menjadi jembatan merupakan panggilan seluruh makhluk. Betapa pun sederhananya.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com