Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 14:52 WIB | Jumat, 18 Maret 2016

Sudirman Said: Masuk Akal Inpex PHK Karyawan

Sudirman Said. (Foto: esdm.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, menilai masuk akal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pengurangan karyawan pada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Inpex sebanyak 40 persen akibat lamanya keputusan skema fasilitas pengolahan blok Masela.

"Mereka kan punya beberapa ratus karyawan, 400 karyawan yang disiapkan untuk mempercepat ini (blok Masela). Saya kira masuk akal (PHK), kalau kemudian sudah berbulan-bulan tidak ada pekerjaan yang cukup, jadi kemudian mereka mengurangi (PHK). Mereka menyebutnya penyesuaian," kata Sudirman Said di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (18/3/2016).

Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunarya, mengatakan jadwal keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) proyek Blok Masela bakal mundur dua tahun yang sebelumnya direncanakan pada 2018 akan mundur menjadi akhir 2020.

“Inpex menyatakan seandainya keputusan diberikan saat ini sesuai rekomendasi SKK Migas yaitu memakai skema offshore (FLNG), maka jadwal FID akan mundur kurang lebih dua tahun ke akhir 2020,” kata Amien Sunaryadi di Jakarta, hari Rabu (16/3).

Ia menyayangkan, dalam situasi ekonomi Indonesia yang sedang menggalakkan investasi, proyek Masela senilai lebih dari 14 miliar dolar AS (Rp 184,31 triliun) yang sudah di depan mata, harus mundur minimal dua tahun.

Dampak lainnya, lanjutnya, adalah rakyat Maluku akan tertunda menerima manfaat proyek Masela minimal dua tahun.

Amien menambahkan, Inpex Indonesia juga telah menginformasikan akan melakukan pengurangan pegawai hingga 40 persen dari total personil di Indonesia.

Adapun jumlah pekerja Inpex yang ada di Indonesia sekitar 300-400 orang. Sekitar 40 persen dari pekerja tersebut terancam PHK.

"Downsizing ini direncanakan mencapai 40 persen dari total personil di Indonesia," kata Amien.

Amien menyebutkan, kebanyakan dari rencana perampingan tersebut merupakan pekerja kelas engineer. Tak hanya Inpex, lanjut Amien, telah mendapatkan informasi serupa dari pihak Shell.

Demikian pula, Shell telah meminta insinyurnya di Belanda, Kuala Lumpur, dan Jakarta yang semula beekerja untuk proyek Masela segera mencari pekerjaan baru di lingkungan Shell global lainnya.

"Kami khawatir hal ini akan dapat menimbulkan lay off (pemutusan hubungan kerja, red),” kata dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home