Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 15:56 WIB | Selasa, 28 Januari 2014

Temukan Virus Flu Burung, Hong Kong Musnahkan 20.000 Unggas

Petugas tengah memusnahkan ribuan unggas di HongKong, Selasa (28/1). (Foto: dari CNN)

HONG KONG, SATUHARAPAN.COM - Hong Kong mulai memusnahkan secara massal sekitar 20.000 unggas pada hari Selasa (28/1) setelah ditemukan virus flu burung yang mematikan H7N9 pada unggas yang diimpor dari Cina daratan, kata pihak berwenang.

Kekhawatiran penyebaran flu burung meningkat setelah kematian dua orang di Hong Kong sejak Desember lalu. Keduanya dikethui baru kembali dari Cina daratan.

Rekaman televisi memperlihatkan pejabat yang mengenakan masker dan baju pelindung dan tumpukan ayam yang mati di dalam kantong plastik hitam ditumpuk di pasar grosir di Hong Kong, di mana virus itu ditemukan pada hari Senin.

"Ini (pemusnahan) telah dimulai sekitar pukul 10 pagi," kata seorang juru bicara Departemen Pertanian, Perikanan dan Konservasi, kepada AFP.

Ayam akan diberi "zat kimia" untuk membunuh mereka, setelah itu mereka akan dikirim ke pembuangan sampah, kata juru bicara itu. Operasi pemusnahan itu akan  berlangsung selama 10 jam.

Tradisi Imlek

Virus H7N9 ditemukan pada ayam di pasar Cheung Sha Wan, dan pasar itu akan ditutup selama 21 hari untuk memberisihkan virus. Pasar itu merupakan satu-satunya pasar grosir unggas di Hong Kong dan penampungan ayam yang menunggu hasil tes.

Penemuan virus itu hanya beberapa hari setelah Hong Kong memperkenalkan pengujian secara luas terhadap unggas hidup impor, terutama dari daratan China.

Pemimpin Hong Kong, Leung Chun-ying, mempertanyakan tradisi membeli ayam hidup untuk daging segar. "Dalam jangka panjang, kita harus menjaga kebiasaan makan (daging) ayam segar? Orang Hong Kong harus melihat masalah ini," kata dia kepada wartawan.

Membeli ayam hidup sangat populer menjelang Tahun Baru Imlek, yang akan berlangsung pada hari Jumat mendatang. Ayam dimasak sebagai bagian dari makanan perayaan.

Virus H7N9 mewabah dimulai dari China pada Februari 2013 dan muncul kekhawatiran bahwa virus dapat bermutasi menjadi mudah menular, sehingga berpotensi memicu pandemi.

Seorang pria Hong Kong (65 tahun) terinfeksi H7N9 dan meninggal pada 14 Januari, setelah dia mengunjungi tetangga di kota Shenzhen, China. Seorang pria berusia 80 tahun juga meninggal pada tahun lalu setelah terinfeksi virus itu.

Hong Kong sangat waspada terhadap penyebaran virus setelah wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) melanda kota itu pada tahun 2003, menewaskan 299 orang dan menginfeksi sekitar 1.800  orang. Kasus SARS telah membuat ekonomi Hong Kong merosot tajam.

Hong Kong juga pernah memusnahkan 17.000 unggas pada Desember 2011 dan menghentikan impor unggas hidup selama 21 hari setelah tiga unggas ditemukan positif strain virus flu burung H5N1. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home