Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 01:00 WIB | Sabtu, 22 November 2014

Tindakan-tindakan Sederhana

Banyak orang mengabaikan tindakan-tindakan sederhana. Mungkin karena saking sederhananya.
Secangkir kopi (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM -- ”Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,” (Mat. 25:31-32). Demikianlah bacaan Alkitab yang dikumandangkan pada Minggu Yesus Raja Semesta Alam, 23 November 2014, yang sekaligus juga penutup tahun gerejawi.

Bacaan Alkitab ini memperlihatkan dengan jelas bagaimana kekuasaan Yesus tampak dalam memisahkan manusia dari manusia lainnya, sama seperti gembala yang memisahkan domba dari kambing. Tak ada tawar-menawar. Yang ada hanya vonis berkekuatan hukum tetap. Bahkan, tak ada banding sama sekali.

Menarik disimak, kriteria dalam penetapan vonis tersebut bukanlah tindakan-tindakan luar biasa atau adikodrati, seperti: mukjizat, penyembuhan, bahasa lidah, khotbah. Tidak sama sekali. Namun, yang menjadi kriterianya adalah segala hal yang menyangkut pemberian—makan, minum, tumpangan, pakaian, dan waktu.

Sekali lagi bukan tindakan-tindakan luar biasa—memberi makan, memberi minum, memberi tumpangan kepada orang asing, melawat orang sakit, dan mengunjungi narapidana. Tetapi, Sang Raja itu menganggap bahwa tindakan-tindakan itu dilakukan bukan untuk manusia, tetapi untuk diri-Nya.

Tindakan-tindakan sederhana itu, yang dilakukan untuk orang-orang sederhana, ternyata menjadi tolok ukur di Kerajaan Allah. Mengapa? Mungkin karena dalam kerajaan dunia, yang sering mengutamakan persepsi dan pencitraan, orang lebih suka menilai tinggi pada tindakan-tindakan spektakuler. Lagi pula, apa artinya tindakan hebat, jika itu hanya dilakukan untuk memuaskan ego sendiri?

Apakah itu berarti bahwa Sang Raja tidak menyukai tindakan-tindakan spektakuler? Tentu saja tidak. Sang Raja pun pernah melakukan tindakan-tindakan spektakuler—memberikan nyawa di Golgota. Tetapi, semua itu dilakukannya bukan untuk mendulang simpati, tetapi sungguh-sungguh karena cinta.

Banyak orang mengabaikan tindakan-tindakan sederhana. Mungkin karena saking sederhananya. Namun demikian, itulah yang menjadi tolok ukur di kerajaan-Nya.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home