Loading...
MEDIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 10:32 WIB | Kamis, 29 Oktober 2015

UE Desak Turki Hormati Media Pascapenggerebekan Polisi

Ilustrasi media Turki. (Foto: AFP)

BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM – Uni Eropa (UE) pada Rabu (28/10) mengatakan operasi penggerebekan kepolisian terhadap sebuah kantor grup media yang berhubungan dengan rival berat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan “mengkhawatirkan” dan mendesak Ankara untuk menghormati kebebasan media menjelang pemilu penting.

“Situasi terkait Kozi-Ipek memprihatinkan. Kami terus memantau situasi itu secara intens,” ujar Catherine Ray, juru bicara untuk kepala kebijakan luar negeri EU Federica Mogherini.

“Kami ingin menegaskan kembali pentingnya menghormati aturan hukum dan kebebasan media,” kata Ray dalam konferensi pers rutin Komisi Eropa.

“Kami berharap pemilu ini sesuai dengan standar demokratis dan internasional,” tambahnya.

Erdogan berharap untuk kembali meraih suara mayoritas di parlemen dalam pemilu pada Minggu, namun kubu oposisi menuduh dia memanipulasi penindakan keras terhadap media dan operasi militer baru fatal terhadap pemberontak Kurdi untuk memenangkan suara pemilih.

Presiden itu menolak tuduhan tersebut, seraya mengatakan dia menjamin keamanan nasional saat ini ketika konflik Suriah meningkatkan ketegangan regional dan memaksa lebih dari dua juta pengungsi untuk mencari perlindungan ke Turki.

Turki merupakan kandidat negara anggota UE, namun perundingan terkait penerimaannya sebagai anggota terhenti, sebagian besar akibat keraguan blok itu atas catatan HAM negara tersebut.

Dengan krisis imigran di Eropa yang memburuk, Brussel meminta bantuan Erdogan untuk mengendalikan arus masuk pengungsi masif menuju Yunani dengan Ankara meminta imbalan yakni bantuan sebesar tiga miliar euro (sekitar Rp 44,48 triliun) dan mempercepat proses penerimaan menjadi anggota UE.

Pada Rabu (28/10), sejumlah personel antihuru-hara kepolisian menembakkan gas air mata dan meriam air saat menyerbu kantor pusat grup media Kozi-Ipek yang terkait dengan ulama Fethullah Gulen, mantan sekutu Erdogan yang saat ini dianggap sebagai musuh besar.

Ray mengingatkan kembali bahwa sebagai kandidat negara anggota UE, Turki “harus menjamin penghormatan HAM yang meliputi kebebasan berpendapat.”

“Kami akan terus mengangkat masalah kebebasan berpendapat ini dengan pihak berwenang Turki.”

Saat ditanya mengenai situasi di Turki pada Selasa (27/10), Komisi Eropa menolak mengomentari hal yang dianggap pihaknya sebagai “masalah internal.” (AFP)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home