Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 15:25 WIB | Jumat, 19 September 2014

UGM Ingin Kembalikan Pamor Makanan Tradisional

Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berupaya mengembalikan pamor makanan tradisional yang mulai ditinggalkan melalui workshop on Health Food Traditions of Asia yang diselenggarakan pada Selasa (16/9) lalu di ruang sidang Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UGM. (Foto: Humas UGM)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menanggapi fenomena menjamurnya makanan cepat saji yang digemari oleh masyarakat berbagai kalangan, Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berupaya mengembalikan pamor makanan tradisional yang mulai ditinggalkan dalam workshop on Health Food Traditions of Asia yang diselenggarakan pada Selasa (16/9) lalu di ruang sidang Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UGM.

Upaya pengembalian pamor ini dilakukan karena makanan tradisional ditinjau lebih berperan memberikan manfaat bagi kesehatan dibandingkan dengan makanan cepat saji yang tengah berkembang di masyarakat. Selain itu, untuk masalah harga makanan tradisional juga relatif lebih murah.

Dr. Eni Harmayani, M.Sc. peneliti PSP UGM mengatakan bahwa lebih dari 50 persen masyarakat Yogyakarta  mengkonsumsi makanan dan minuman tradisional. Hal inilah yang diduga menjadi salah satu faktor Provinsi DIY dikenal sebagai kota dengan angka harapan hidup tertinggi seindonesia, yakni 74,2 tahun.   

Eni juga mengatakan bahwa penelitian di UGM berhasil mengidentifikasi beragam makanan tradisional memiliki potensi diverifikasi sebagai makanan diet sehat. Hal ini tentu berbeda dengan anjuran dari badan kesehatan dunia yang hanya merekomendasikan kandungan makanan diet sejenis.

UGM turut menggandeng beberapa perguruan tinggi di Asia mengembangkan makanan tradisional Asia yang dapat memenuhi standar kualitas kesehatan. Universitas tersebut ialah United Nations University Institue for The Advances Studies of Sustainability (UNU-IAS) Jepang, Universiti Sains Malaysia (USM), Prince of Songkhla University (PSU), Asian Institue of Technology (AIT) Thailand.

Workshop bersama yang dimonitori UGM rencananya akan mengidentifikasi dan mendokumentasikan makanan-makanan tradisional di seluruh daerah di Asia. Kurang lebih ada 400 jenis makanan tradisional di setiap negara yang potensial untuk diangkat sebagai makanan sehat dan bermutu.

Dari workshop ini, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., PhD., berharap agar strategi, metodologi, indikator, dan konsep ilmiah dapat dihasilkan untuk mengembangkan pangan lokal dan mengembalikan pamornya yang kini tengah meredup di kalangan masyarakat. (ugm.ac.id)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home