Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Reporter Satuharapan 14:03 WIB | Sabtu, 11 Januari 2014

Unjuk Rasa Menolak Reli Dakar Diserukan di Amerika Selatan

Para aktivis di Argentina berusaha menggalang simpati masyarakat dengan menyerukan hastag #bastadeldakar di sosial media Twitter

ROSARIO, SATUHARAPAN.COM - Reli Dakar 2014 pun tidak lepas dari aksi penolakan beberapa masyarakat dari negara-negara di Amerika Selatan. Setelah sebelumnya Bolivia, kini giliran aktivis di Cile menentang digelarnya kegiatan itu di negara mereka.

College of Archaelogist of Chile (GAC), organisasi nonprofit yang mendedikasikan diri untuk meneliti berbagai situs sejarah di Cile, telah melayangkan surat protes mereka kepada Pengadilan Tinggi Cile. Melalui wakil presiden organisasi Paola Gonzalez, mereka mengklaim bahwa dalam enam tahun terakhir sebanyak 24 dari 250 bangunan bersejarah di Cile rusak akibat dilewati oleh kendaraan yang berlomba di Reli Dakar. Lingkungan sekitar pun rusak akibat pencemaran emisi karbon kendaraan.

Dilansir melalui situs france24.com, protes yang dilayangkan GAC tersebut langsung mendapatkan penolakan dari Pengadilan Tinggi Cile. Menurut mereka bukti yang disediakan oleh GAC tidak cukup kuat, terlebih pihak penyelenggara telah mendapatkan izin dari pemerintah setempat.

Argentina juga tidak lepas dari aksi unjuk rasa menentang diadakannya Reli Dakar itu. Tujuh kelompok pencinta lingkungan hidup mengirimkan petisi penolakan terhadap anggota dewan, namun tidak satu pun suara mereka yang direspons.

Penolakan anggota dewan Argentina tersebut tidak lantas menghentikan gerakan para aktivis itu. Mereka pun mecoba menggalang suara dan dukungan dari masyarakat, melakukan gerakan melalui dunia maya. Twitter menjadi media yang mereka pilih, dengan menyerukan hastag #bastadeldakar (#nomoredakar) mereka berharap mendapatkan simpati dari masyarakat Argentina.

Tuan rumah Reli Dakar 2015, Ekuador pun tidak lepas dari unjuk rasa. Alasannya sama, masalah lingkungan hidup dan biaya penyelenggaraan yang terlalu besar dan dianggap tidak relevan dengan keadaan Ekuador sekarang ini, karena berkaca pada Cile yang dikabarkan harus mengalokasikan dana sebesar 4,4 juta euro (71 miliar rupiah) setiap tahun untuk menyelenggarakan kegiatan ini. (Berbagai sumber)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home