Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:19 WIB | Selasa, 09 Agustus 2016

World Vision: Tuduhan Israel Tidak Mungkin, Beda Jumlah

Muhammad El Halabi, direktur operasi Worl Vision di Gaza, disebut oleh media Israel sebagai seorang anggota Hamas. Dia diadili atas dakwaan menyalurkan dana bantuan kemanusiaan Worl Vision ke militer Hamas. (Foto: dari Times of Israel / World Vision)

YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Badan amal  Kristen World Vision mengatakan bahwa tuduhan Israel tentang direktur di Gaza menyalurkan dana bantuan untuk kelompok militer Hamas tampaknya tidak mungkin, karena ada perbedaan jumlahnya yang besar.

Badan keamanan internal Israel, Shin Bet, mengatakan Mohammed El Halabi, menyedot sekitar US$ 7,2 juta per tahun dana World Vision untuk kelompok Islam selama lima tahun.  Itu berarti sekitar US$ 36 juta, dan Badan keamanan itu mengatakan jumlah itu kira-kira adalah 60 persen dari total anggaran World Vision di Gaza.

Sementara itu, hari Senin (8/8), juru bicara World Vision Jerman, Silvia Holten, mengatakan anggaran amal di Gaza dalam 10 tahun terakhir sekitar  US$ 22.500.000. "Ada perbedaan besar dalam angka-angka yang diberitahukan pemerintah Israel dan apa yang kami ketahui," kata Holten, dikutip AP.

Dia mengatakan World Vision telah menghentikan sementara operasi di Gaza dan penyelidikan terus dilakukan. Jerman dan Australia menangguhkan sumbangan untuk World Vision di Gaza di tengah munculnya tuduhan itu.

Dakwaan Israel pada Halabi

Menurut Shin Bet, Halabi membuat skema yang rumit dalam menyalurkan dana, makanan, obat-obatan dan peralatan pertanian ke Hamas. Dia berbuat curang dalam daftar anak-anak Hamas yang terluka, menciptakan organisasi yang rumit, dan biaya projek meningkat untuk mengalihkan uang tunai, kata lembaga itu.

Dituduhkan bahwa bahan bangunan yang dimaksudkan untuk mendukung projek pertanian dipindahkan ke Hamas untuk membangun terowongan dan instalasi militer, menurut Shin Bet, dikutip Times of Israel.

Tuduhan itu, jika terbukti benar, akan meningkatkan argumen Israel untuk mempertahankan blokade atas Gaza, yang diberlakukan setelah Hamas merebut kekuasaan di jalur pantai pada tahun 2007.

Israel mengatakan penutupan tersebut penting untuk mencegah Hamas mengimpor senjata dan bahan yang digunakan untuk menyerang Israel.

Robert Piper, koordinator PBB untuk bantuan di wilayah Palestina, hari Senin mengatakan bahwa tuduhan terhadap Halabi "meningkatkan kekhawatiran serius" untuk kelompok bantuan di Gaza. Jika terbukti benar, "pantas dikecam." Dia menyerukan adanya pengadilan yang adil dan transparan.

AS Ikuti Penyelidikan

Pemerintah Amerika Serikat juga mendanai projek kemanusiaan yang dijalankan oleh World Vision sampai 2011, periode di mana Halabi sebagai direktur Gaza. Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan mengikuti penyelidikan Israel. Jika terkonfirmasi, penggelapan dana bantuan untuk Hamas akan "tercela," menurut pernyataan itu.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahason, berspekulasi bahwa anggaran World Vision tidak termasuk sumbangan dalam bentuk barang seperti makanan.

"Mereka mencoba untuk meremehkan peran mereka dan menunjukkan mereka jauh lebih kecil dari yang sebenarnya," kata Nahason menanggapi World Visoan, seperti dilaporkan Times of Israel.

Dia tidak memberikan bukti atas klaimnya, tapi dikatakan bahwa tim hukum Halabi akan mendapatkan akses pada bukti. Dia menambahkan bahwa Halabi mengakui kejahatannya, meskipun menurut pengacaranya, Mohammed Mahmoud, kliennya tidak mengakui tuduhan itu.

Ayah Halabi juga disebutkan membantah bahwa anaknya adalah anggota Hamas. Seorang juru bicara Hamas di Gaza, Hazem Qasem, menyebut tuduhan itu sebagai "kebohongan."


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home