Loading...
INDONESIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:00 WIB | Senin, 26 Januari 2015

BNN Indikasikan Terorisme Narkotika Ada di Indonesia

Kepala Bagian Humas BNN Kombes Sumirat Dwiyanto mangatakan adanya indikasi terorisme narkotika sudah mulai ada di Indonesia di gedung BNN Jakarta, Senin (26/1). (Foto: antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM  - Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Pol Sumirat Dwiyanto mengungkapkan, adanya indikasi terorisme narkotika sudah mulai ada di Indonesia.

"Indikasi ke terorisme narkotika sudah mulai," kata Sumirat di gedung BNN Jakarta, Senin (26/1).

Sumirat menjelaskan, yang dimaksud terorisme narkotika ialah tindakan terorisme yang dibiayai oleh hasil dari kegiatan penjualan narkotika.

"Mereka (teroris) ikut jadi penjual (narkotika), kan uang dari hasil jual narkotika itu cukup besar. Sehingga dapat membiayai aksi terorisme," kata dia.

Menurut dia, semenjak dijatuhkannya Osama bin Laden pergerakan terorisme kekurangan biaya, dan membuat para teroris mencari akal untuk mendanai aksi terorisme.

"Mungkin dulu Osama masih ada, donatur dari sana. Sekarang kan (biaya) sudah kurang, kemungkinan (terorisme narkotika) itu ada," kata Sumirat.

Sumirat menjelaskan, indikasi akan adanya terorisme narkotika berdasar pada jaringan narkotika yang terungkap di Medan, Sumatera Utara. "Jaringan di Medan itu, jalur senjata masuk dengan jalur narkotika masuk itu sama, itu jadi indikasi," kata dia.

Namun, Sumirat mengatakan terorisme narkotika di Indonesia baru indikasi, karena hanya ada satu kasus yang ditemukan. "Kasusnya baru itu (jaringan narkotika dan senjata di Medan)," kata  dia.

Sebelumnya, Sumirat juga mengatakan Indonesia diberikan status darurat narkotika, dikarenakan sudah menyebarnya peredaran narkotika di banyak profesi yang ada mulai dari tenaga kerja profesional hingga pemerintahan.

Ia mengatakan, berbagai profesi di pemerintahan dan penegak hukum juga terjerat oleh narkotika. "Di kejaksaan, hakim, anggota DPRD, kepolisian, sipir, wartawan, bahkan juga ada termasuk tokoh agama," kata dia.

Sumirat mengungkapkan, sejumlah profesi tersebut terjerat dalam hal menggunakan dan juga mengedarkan narkotika.

"Beberapa ada yang makai, ada yang jual," kata dia.(Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home