Loading...
BUDAYA
Penulis: Francisca Christy Rosana 12:28 WIB | Minggu, 23 November 2014

Kineforum Hadirkan Layar Tancap Sekelas Bioskop

“Kami memutar film mulai tahun 50-an hingga 2014. Film pendek akan diputar dalam empat kompilasi, bertajuk generasi, aspirasi, anak-anak, keluarga.”
(dari kiri) Sekar (penyelenggara Kineforum Misbar), Irawan (Ketua Dewan Kesenian Jakarta), Gozali (Perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta), Totot Indrarto (Ketua Komisi Film Dewan Kesenian Jakarta), dan Alex (Manajer Kineforum) saat jumpa pers Kineforum Misbar di Taman Ismail Marzuki Jakarta pada Jumat (20/11) lalu. (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Misbar, layar tancap yang didesain sekelas bioskop kembali dihadirkan oleh Kineforum bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Kineforum adalah bioskop pertama di Jakarta yang menawarkan ragam program film sekaligus diskusi tentang film. 

Kineforum Misbar ini adalah sebuah bioskop alternatif yang dihadirkan di ruang terbuka. Ruang terbuka disulap menjadi bioskop dalam bentuk yang lain. 

Sejak diselenggarakan pada 2013 lalu di Museum Nasional (Monas), Kineforum Misbar diakui telah berkontribusi meningkatkan minat masyarakat terhadap produk seni, khususnya film.

Menurut Alex, manajer Kineforum saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta pada Jumat (20/11), Misbar merupakan prioritas utama para pegiat seni untuk memindahkan semangat kineforum ke ruang publik agar kecintaan masyarakat terhadap film Indonesia berkualitas tidak memudar.

Tahun ini, tema film yang diangkat dalam Kineforum Misbar adalah ‘Lawan’.

“Melihat kondisi sinema dan politik saat ini pada waktu kami merancang tema, kami sepakat temanya adalah ‘Lawan’. Lawan bukan dalam arti destruktif, tapi konstruktif,” ujar Alex.

Pemilihan tema Lawan merupakan tanggapan terhadap peristiwa sosial kemasyarakatan yang terjadi sepanjang 2014.

“Tahun ini merupakan tahun perubahan. Indonesia mengalami banyak tantangan dalam upaya melawan dan memperbaiki hal-hal yang kurang baik menjadi hal-hal yang baik. ‘Lawan’ yang dihadirkan di Kineforum Misbar ini merupakan sebuah ajakan untuk membangun ruang bersama yang kian luwes dan tidak lagi terikat pada aturan-aturan konvensional yang kerap diarahkan untuk kalangan tertentu,” ujar Sekar, ketua penyelenggara Kineforum Misbar.

Rangkaian acara Kineforum Misbar akan berlangsung dari 22 November hingga 6 Desember di Lapangan Blok S dan 23 November hingga 24 November di Taman Menteng mulai pukul 20.00 WIB.

 

40 Film Dipertontonkan dalam Misbar

Dengan tema ‘Lawan’, jumlah total film yang diputar panitia nantinya diperkirakan sebanyak 40 film. Film yang diputar pun tidak hanya film-film fiksi panjang, tapi juga fiksi pendek.

“Kami memutar film mulai tahun 50-an hingga 2014. Film pendek akan diputar dalam empat kompilasi, bertajuk generasi, aspirasi, anak-anak, keluarga,” kata Alex.

Sementara itu, 40 film yang akan diputar ini adalah film-film Indonesia klasik dan kontemporer yang dinilai oleh tim pemrogram memperlihatkan perlawanan pada situasi dan kondisi zamannya, baik dari sisi estetika maupun pergerakannya. 

Salah satu film yang akan diputar adalah film Jadi Jagoan Ala Ahok.  Menurut Alex, diputarnya film yang mengisahkan perjalanan Basuki Tjahaja Purnama tesebut menjadi bagian penting karena merekam perjalanan sejak ia mencari dukungan menjadi anggota DPR di Bangka Belitung hingga ia berhasil menjadi anggota DPR.

“Jadi ini perjalanan jauh sebelum ia menjadi Gubernur DKI Jakarta,” kata Alex.

Kineforum Misbar 2014 pada Sabtu (22/11) telah dibuka dengan pemutaran film Kantata Takwa dan nantinya akan ditutup dengan film Kuldesak.

 

Akan Menjamah Kepulauan Seribu

Tingginya respons masyarakat untuk datang ke acara Kineforum Misbar diakui Gozali, perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta sebagai bentuk apresiasi yang baik terhadap produk kesenian dan kebudayaan. Meski anggarannya terbatas, yakni Rp 2,5 miliar, Gozali yakin Kineforum Misbar melalui tangan-tangan kreatif anak muda pegiat seni di Jakarta akan membuat masyarakat puas.

Gozali selanjutkan merencanakan agar Kineforum Misbar tidak hanya digelar di Jakarta Kota, tapi juga dapat menjamah masyarakat Kepulauan Seribu. “Melalui Kineforum Misbar ini, publik diharapkan tidak hanya bisa menonton film mainstream yang diputar di bioskop. Ide untuk kineforum Misbar menjadi tantangan sendiri,” ujarnya.

 

Artikel terkait Kineforum Misbar Dapat Anda Baca di:

Ketua DKJ: Karya Seni Cerminkan Kualitas Peradaban

Ada Apa dengan Budaya ‘Nonton’ di Indonesia?

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home