Loading...
BUDAYA
Penulis: Sotyati 15:31 WIB | Sabtu, 14 November 2015

Koleksi “Acakacak”: Gaya Anak Muda Sajikan Warisan Tradisi

Koleksi “Acakacak”:  Gaya Anak Muda Sajikan Warisan Tradisi
Peragaan busana koleksi Acakacak dari alumni Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo di The Hall, Senayan City, Jakarta Selatan, 9 Nocvember 2015. (Foto-foto: Arselan Ganin/Tim Muara Bagdja)
Koleksi “Acakacak”:  Gaya Anak Muda Sajikan Warisan Tradisi
Koleksi Acakacak yang mengedepankan kosep padu padan, mengambil gasing sebagai inspirasi yang ditampilkan dalam embellishment.
Koleksi “Acakacak”:  Gaya Anak Muda Sajikan Warisan Tradisi
Koleksi Acakacak, memasukkan unsur kain tradisional lurik.
Koleksi “Acakacak”:  Gaya Anak Muda Sajikan Warisan Tradisi
Koleksi Acakacak, pilihan warna hijau limau, dengan suspender yang terinspirasi dari penampilan tentara di kraton-kraton Jawa.
Koleksi “Acakacak”:  Gaya Anak Muda Sajikan Warisan Tradisi
Andreas Wen (kiri) dan Dian Ratna Purba, wakil lulusan LPTB Susan Budihardjo mempresentasikan karya dalam koleksi Acakacak.

SATUHARAPAN.COM – Tak banyak generasi era gawai pintar masa kini kenal gasing. Kalaupun tahu, hanya sekadar sebagai mainan “jadul” – zaman dulu, yang perlahan lenyap dari ingatan.

Gasing, mainan tradisional yang berputar pada poros berdasarkan efek giroskopik dan masih dimainkan di Riau, Demak, dan Bengkulu itu, pada di Senin malam, 9 November, hadir di pusat perbelanjaan modern. Tepatnya, di The Hall, Lantai 8 Senayan City. Bukan hanya dalam wujud nyata sebagai cenderamata untuk tamu yang hadir, namun juga dalam wujud inspirasi yang mendasari karya wisudawan dan perancang muda Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo dalam koleksi Acakacak.

Bentuk mainan gasing yang mengerucut, tampil dalam embellishment di baju dari bahan akrilik berwarna-warni yang ditumpuk, pada kacamata, dan topi.

Bukan hanya gasing, lulusan sekolah mode yang baru mengawali karier di usaha kreatif itu juga menggali inspirasi dari penampilan tentara di kraton-kraton Jawa. Inspirasi itu mewujud dalam adaptasi busana tentara yang serbatumpuk, motif geometris lurik, suspender, serta sepatu bot. Para desainer menyempurnakan pemutakhiran atas lurik itu dengan membubuhkan sablon di atas motif busana khas baju tentara Jawa itu.

Dua puluh set busana siap pakai (ready-to-wear) koleksi Acakacak, nama yang diambil untuk toko yang menampung karya dari beberapa desainer alumni LPTB Susan Budihardjo itu, dipamerkan ke khalayak pencinta mode. Koleksi hadir dalam palet warna ungu, hijau limau, dan putih. Bahan yang dipilih katun, poplin, katun kanvas, voile, dan scuba, untuk menguatkan kesan kekinian yang berkembang dari ide mainan masa kecil itu.

Model-model yang memeragakan karya busana itu, bergerak kaku bak tentara, mengenakan bot, topi, dan suspender. Lurik, yang hingga kini masih kalah pamor dari batik dan tenun lain, dihadirkan dalam wujud cropped top jacket, yang dapat dibolak-balik, dipadu dengan terusan atau celana dekonstruktif serbalonggar. Kerah tinggi khas tentara dibuat lebih tinggi, kaku, dan bisa dipasang terpisah. Tinggal pilih padanannya, dengan terusan bermotif lurik, berlapis blus tanpa lengan, jaket ponco, celana, atau kulot bersiluet lurus.

Presentasi alumni untuk Acakacak kali ini diwakili oleh Dian Ratna  Purba dan Andreas Wen. Sebagian busana koleksi Acakacak itu telah dipresentasikan dalam ajang Bali Fashion Tendance 2016, di TS Suites – Bali, pada 9 Oktober. Koleksi yang ditampilkan kini merupakan mengembangan.

Acakacak menjadi toko pertama yang dikeluarkan oleh sebuah sekolah mode/school-owned clothing store. Toko Acakacak mengedepankan konsep memberi kemudahan pencinta mode untuk memadupadankan tiap potong busana, meskipun busana itu datang dari desainer berbeda.

Peragaan busana LPTB Susan Budihardjo malam itu, dihadiri perancang mode senior, di antaranya Sebastian Gunawan, Chossy Latu, Samuel Wattimena, Ali Charisma, Lenny Agustin, Sofie, Defrico Audy, perancang perhiasan Rinaldy A Yunardi, dan perancang interior Ari Yuwono.

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home