Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 08:26 WIB | Senin, 26 Agustus 2019

Lima Seniman-Perupa “Ngunduh Panenan” di Kembang Jati Art House

Lima Seniman-Perupa “Ngunduh Panenan” di Kembang Jati Art House
Instalasi berjudul Senbazuru karya Sekar Tsu pada pameran seni rupa “Ngunduh Panenan” di Kembang Jati Art House, Sabtu (24/8) malam. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Lima Seniman-Perupa “Ngunduh Panenan” di Kembang Jati Art House
Karya panel lukisan kaca berjudul The Witness – Rina Kurniyati.
Lima Seniman-Perupa “Ngunduh Panenan” di Kembang Jati Art House
Potongan kecil dari karya berjudul Pohon Raksasa – 100 cm x 80 cm – Sri Lestari Pujihastuti.
Lima Seniman-Perupa “Ngunduh Panenan” di Kembang Jati Art House
Pengunjung sedang menyaksikan karya Eni Setyaningsih: Mawar (kiri) dan Komitmen (kanan).
Lima Seniman-Perupa “Ngunduh Panenan” di Kembang Jati Art House
Dreams (kiri) – Memetik Surga (kanan) – 100 cm x 100 cm – cat akrilik di atas kanvas - Watie Respati -2019.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Lima seniman-perupa perempuan mempresentasikan  karya lukisan dan instalasinya di Kembang Jati Art House. Pameran dibuka Sabtu (24/8) malam.

Kelima seniman-perupa tersebut adalah Eni Setyaningsih, Rina Kurniyati, Sekar Tsu, Sri Lestari Pujihastuti, dan Watie Respati.

“Setelah agak lama tidak saling bertemu, beberapa waktu lalu kepikiran untuk reunian kecil-kecilan. Ternyata di antara kami berlima masih terus berkarya. Akhirnya disepakati untuk menggelar pameran bersama. Semacam memanen dari karya yang kami hasilkan setelah lama tidak bertemu,” kata Watie Respati kepada satuharapan.com di sela-sela pembukaan pameran.

Ngunduh Panenan menjadi tajuk pameran tanpa dibingkai pada tema-tema tertentu. Eni Setyaningsih dalam garis-garis dengan kecenderungan abstrak mengeksplorasi figur perempuan dalam tiga karyanya berjudul Tersanjung, Introspeksi, dan Komitmen, sementara pada dua lukisannya Eni bermain-main dengan objek bunga.

Dalam gaya dekoratif-figuratif Sri Lestari Pujihastuti mempresentasikan empat lukisan berjudul Putri Naga, Penjaga, Bidadari, dan Pohon Raksasa. Bagi Astuti melukis menjadi katarsis dalam menjalani rutinitas sebagai ibu rumah tangga. Hasilnya permainan warna-bentuk pada keempat lukisan yang dipamerkan menjadi pilihan estetisnya.

Lukisan pada kaca menjadi pilihan Rina Kurniyati yang sebagian besar menangkap objek otomotif serta satu lukisan dengan objek bunga. Pada lukisan kaca berjudul Chevis’s Love dengan gaya lukisan hyper-realis Rina memindahkan objek lukisan di atas kaca dengan menggunakan cat enamel seolah mencetak dengan menggunakan printer dalam warna, kontur, dan tekstur yang detail.

Pada karya berjudul Up to You, Sekar Tsu memanfaatkan puluhan kayu telenan sebagai medium karya instalasinya dengan sketsa-drawing bergaya dadaisme, sementara pada karya berjudul Senbazuru, Sekar merangkai ratusan objek origami warna-warni bebentuk burung di atas selembar kain shibori.

Dalam lima karya lukisan bergaya dekoratif-figuratif, Watie Respati merefleksi kesehariannya dalam garis-warna yang variatif dalam karya berjudul Dreams, Memetik Surga. Watie membuat lukisan kubisme dengan permainan gradasi warna dan dekoratif yang menarik. Pada Timang-timang anakku sayang, Watie membuat goresan kuas yang mengingatkan pada karya Vincent van Gogh, Starry Night. Dua lukisan berjudul Ibu dan Ketulusan dibuat Watie dalam goresan-goresan abstrak. Menarik ketika Watie merespons empat buah botol dengan objek perempuan dalam gaya figuratif-naif.

Pameran seni rupa “Ngunduh Panenan” berlangsung hingga 30 Agustus 2019 di Kembang Jati Art House, Jalan Kesejahteraan Sosial No 6 Ngestiharjo, Kasihan-Bantul.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home