Loading...
SAINS
Penulis: Bayu Probo 10:40 WIB | Sabtu, 08 Februari 2014

Penjelasan BMKG Soal Air Laut Surut di Pantai Karangantu

Nelayan mengarahkan perahu supaya tidak kandas saat air laut surut sejauh 1 kilometer di Pelabuhan Perikanan Karangantu, Sawah Luhur, Serang, Banten, Selasa (4/2). Sejak seminggu terakhir nelayan setempat kesulitan untuk melaut akibat fenomena tersebut dan perahu baru bisa digunakan setelah terjadi pasang pada malam hari. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Fenomena air laut surut di Pantai Karangantu, Serang Provinsi Banten yang terjadi beberapa hari terakhir disebabkan gaya tarik bulan dan matahari.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari situs Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Jakarta, Sabtu (8/2), hal tersebut terjadi akibat posisi bulan dan matahari terhadap bumi.

Di media sosial, surutnya air di Pantai Karangantu menjadi perbincangan dan menimbulkan kekhawatiran.

BMKG mencatat pada 30 Januari 2014, jarak bumi dan bulan mencapai titik terdekatnya (perigee) dengan jarak sebesar 357079,741 km.

Peristiwa ini hanya berselisih 11.41 jam dari fase bulan baru atau konjungsi atau terjadi pada 30 Januari 2014 pukul 21.41 UT atau 31 Januari 2014 pukul 04.41 WIB.

Maka posisi bulan tersebut berefek menimbulkan pasang atau surut air laut dalam waktu dua hingga tiga hari ke depan.

Biasanya fenomena air laut surut dapat terjadi akibat beberapa kemungkinan seperti terjadi setelah didahului gempa bumi kuat yang mengakibatkan dasar laut bergerak naik (patahan naik) atau turun. Fenomena air laut yang disebabkan patahan tersebut akan menimbulkan tsunami beberapa menit setelah gempa bumi.

Berdasarkan pemantauan seismik dari wilayah Banten dan Sumatera (Lampung) sejak 4 Februari sampai 5 Februari 2014 tidak ada rekaman gempa bumi yang terjadi.

Fenomena air laut surut dapat juga terjadi akibat adanya longsoran atau amblesan dasar laut dalam skala besar. Berdasarkan pemantauan seismik di daerah tersebut tidak ada rekaman gempa bumi guguran (longsoran) yang terjadi.

Fenomena air laut surut dalam periode yang lama adalah adanya fenomena "uplift zona" sekitar pantai. Gerakan uplift ini tidak dapat terpantau dari stasiun seismik tapi dapat dianalisis dari data GPS.

Jakarta Diperkirakan Hujan Hari Ini

Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi diperkirakan akan diguyur hujan pada hari Sabtu berdasarkan informasi prakiraan cuaca yang diumumkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Berdasarkan pantauan citra radar cuaca hari ini pukul 07.00 WIB, terjadi peningkatan aktivitas pembentukan awan hujan di wilayah Jabodetabek yang berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat pada pukul 08.00 WIB," demikian dikutip pengumuman BMKG.

Potensi hujan tersebut mencakup wilayah Tangerang, Cengkareng, Bandara Soekarno-Hatta, Kalideres, Daan Mogot, Grogol, Kapuk, Pluit, Penjaringan, Petamburan, Tomang, Kebon Jeruk.

Kemudian hujan juga diramalkan meluas ke Pal Merah, Kebayoran, Senayan, Cilandak, Lebak Bulus, Ciputat, Pamulang, Bintaro, Ciledug, Tangerang Selatan, Bumi Serpong Damai, dan sekitarnya.

Hujan diperkirakan masih berlangsung hingga pukul 11.00 WIB dan meluas ke wilayah Harmoni, Pademangan, Ancol, Tanjung Priok, Kota, Gunung Sahari, Sawah Besar, Tanah Abang, Pejompongan, Kuningan, Thamrin, Sudirman.

Hujan juga diduga akan mengguyur Kemang, Blok M, Semanggi, Gatot Subroto, Cawang, Kampung Melayu, Jatinegara, Salemba, Matraman, Manggarai, Menteng, Cikini, Gambir, Senen, Kemayoran, Sunter, Koja dan sekitarnya. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home