Loading...
BUDAYA
Penulis: Bayu Probo 11:12 WIB | Rabu, 24 Juni 2015

Sutradara Minions Bangga Punya Ibu WNI

Pierre Coffin dengan istri dan anak-anak saat peluncuran perdana Despicable Me 2, 2013 lalu. (Foto: WENN/Daniel Tanner)

SATUHARAPAN.COM – Sutradara Minions, Pierre Louis Padang Coffin mengaku bangga punya warga negara Indonesia. Pengisi suara seluruh 889 minion ini adalah putra sastrawan Nurhayati Srihardini Siti Nukatin. Atau dikenal dengan nama pena Nh. Dini.

Nh. Dini dan anak-anaknya pada tahun 1970-an. (Foto: Suara Merdeka)

Film Animasi karya Pierre Louis Padang Coffin, Minions, sejak pertama kali diluncurkan di bioskop di Indonesia 17 Juni lalu sudah meraup US$ 12,5 juta (Rp 167,5 miliar). Ini hanya untuk wilayah Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Australia. Di Amerika Serikat, tempat Illumination Entertainment, perusahaan yang memproduksi film ini, Minions baru diputar pada 10 Juli nanti. film ini premiere di London, 11 Juni.

Minions—semacam prekuel atau lebih tepat spin-off—seri film Despicable Me. Berkisah tentang kehidupan para minions. Para minion adalah makhluk rekaan kecil warna kuning dengan mata bulat menonjol berkacamata, berbaju jins kodok.

Para minion punya obsesi mencari tuan yang paling jahat dan ditakuti. Sejak awal peradaban mereka mencarinya: dinosaurus di zaman purba, Firaun di Mesir, vampire, hingga Napoleon. Namun, para tuannya itu malah mati akibat ketidaksengajaan para minion.

Tanpa tuan, para minion ini seolah kehilangan tujuan hidup. Hingga akhirnya, setelah berabad-abad hidup di dalam gua es tanpa penjahat yang menjadi tuan mereka, Kevin (Pierre Coffin) pun bertekad untuk keluar dari gua dan mencari sosok penjahat untuk dilayani. Tidak sendirian, Kevin memerlukan teman perjalanan dan terpilihlah Stuart (Pierre Coffin) dan Bob (Pierre Coffin).

Kevin, Stuart, dan Bob mencari hingga ke Orlando Amerika Serikat. Di sana mereka bertemu penjahat perempuan bernama Scarlett Overkill (Sandra Bullock). Mereka pun jadi anak buah Scarlett yang membawa mereka ke kastil Scarlett di luar kota London, Inggris.

Scarlett memberi tugas Kevin, Stuart, dan Bob untuk mencuri mahkota Ratu Elizabeth. Mereka berhasil melakukannya, tetapi malah oleh rakyat Inggris, Bob diangkat menjadi Raja Inggris. Mengetahui itu, Scarlett marah dan berusaha merebut mahkota itu.

Film ini di setting pada tahun 1968. Atau, kalau dalam trailer disebut 42 tahun BG—Before Gru—sebelum Gru. Gru adalah majikan para minion dalam Despicable Me (2010) dan Despicable Me 2 (2013). Si Gru ini di Minions muncul di bagian akhir sebagai anak umur delapan tahun.

Nh. Dini

Nh. Dini lahir di Semarang, Jawa Tengah, 29 Februari 1936. Ia dikenal sebagai sastrawan, novelis, dan feminis. Ia dilahirkan dari pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah.

Peraih penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari Pemerintah Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia digelari pengarang sastra feminis. Pendiri Pondok Baca NH Dini di Sekayu, Semarang ini sudah melahirkan puluhan karya.

Beberapa karyanya: Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975), Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998). Ini belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan.

Dini dipersunting Yves Coffin, Konsul Prancis di Kobe, Jepang, pada 1960. Dari pernikahan itu ia dikaruniai dua anak, Marie-Claire Lintang (lahir pada 1961) dan Pierre Louis Padang (lahir pada 1967). Anak sulungnya kini menetap di Kanada, dan anak bungsunya menetap di Prancis. NH Dini sekarang tinggal di Panti Wredha Langen Wedharsih, Ungaran.

Bangga pada Ibunya

Dalam sebuah wawancara, dua tahun lalu, ketika ditanya mengenai bahwa ia putra dari penulis perempuan terkenal Indonesia, Nh. Dini, Coffin menjawab, “Benar, sebenarnya agak aneh karena karya-karya ibu saya tidak pernah diterjemahkan dalam bahasa Prancis, jadi saya belum pernah membaca buku-buku klasik tulisannya. Saya tidak tahu benar persepsi orang-orang tentang ibu saya,” ujarnya.

“Tapi saya tahu banyak temannya yang sangat mengaguminya, dan karena saya tidak paham kata-kata Indonesia, maka saya sering bertanya kepada teman-teman ibu saya. Tentunya saya sangat bangga, tapi juga malu pada diri sendiri karena ternyata ia banyak menulis tentang kami sebagai keluarga. Saya sebenarnya sangat berkeinginan untuk membaca buku-bukunya,” kata dia.

Sebagai keluarga diplomat Pierre menjelaskan berbagai latar belakang budaya yang ia pelajari dan dialaminya semasa kecil termasuk budaya-budaya Indonesia.

   Baca juga:

“Saya ingat ketika masih kecil, ibu saya sering membawa saya ke Kedutaan Besar Indonesia di negara kami menetap, saya ingat semua yang dilakukan. Sampai sekarang saya masih ingat irama musik tradisional Indonesia. Tampaknya bodoh, tapi justru membawa ingatan saya kembali ke masa lampau. Makanan Indonesia, buat saya adalah hidangan paling enak di seluruh dunia. Dan bahasa Indonesia, menurut saya adalah bahasa yang sangat indah, seperti alunan musik. Ketika saya menyuarakan Minions dalam film Despicable Me, saya menggunakan berbagai bahasa, setiap kata-kata lucu saya gunakan dengan cara menarik, mungkin Anda mendengar saya menggunakan kata 'Terima Kasih',” katanya.

Jadi, itu sebabnya ada kata-kata Indonesia dalam “bahasa minions”?

Coffin menjawab, “Campuran berbagai bahasa yang saya sukai, seperti Spanyol, Italia, Inggris, Indonesia dan juga Yunani. Sebenarnya yang ditekankan adalah sonority atau resonansi suaranya. Bahasa minion tidak bisa dimengerti, tapi diketahui dari bagaimana suaranya, proyeksinya, bagaimana membaca kalimatnya, karena semua sudah saya tulis. Yang utama adalah penyampaiannya, bukan arti kata-katanya,” ujarnya.

Sutradara film Hollywood ini memang tetap rendah hati meskipun telah meraih ketenaran dan kesuksesan, latar belakang budaya yang beragam justru membuat Pierre menganggap kesuksesannya ini bukan hal utama bagi putra Nh. Dini tersebut, baginya kebahagiaan justru didapatkan dari keluarga, istri dan anak-anaknya. Tapi satu hal yang selalu dirindukannya adalah makanan Indonesia.

“Makanan Indonesia favorit saya? Nasi Goreng,” jawab Pierre sambil tertawa. (wikipedia.org/voaindonesia/imdb.com/deadline.com/buzzfeed.com)

Ikuti berita kami di Facebook


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home