Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:06 WIB | Jumat, 01 April 2016

Abu Dhabi akan Investasi Bisnis Bioskop Rp 18 M Per Layar

Ilustrasi: Suasana nonton film bareng berjudul Slank Nggak Ada Matinya yang ditayangkan perdana di Bioskop Balai Kota pada tahun 2015 yang dihadiri langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan juga personil grup musik Slank. (Foto: Dok. satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Koordinasi Penanaman Modal telah berhasil mengidentifikasi minat investasi Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA) di bidang pertunjukan film (bioskop).

Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari sebuah konglomerasi 80 perusahaan besar dan menengah yang berbasis di Abu Dhabi. Minat yang disampaikan oleh investor Timteng ini menambah daftar panjang negara yang berminat di bisnis Bioskop Indonesia.

Sebelumnya, Korea Selatan dan Taiwan telah menyatakan minatnya untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, menyampaikan bahwa ketertarikan ini didasari oleh rencana pemerintah yang akan membuka semua bidang perfilman seperti jasa teknik, produksi, distribusi dan eksebisi bioskop dibuka 100 persen asing.

"Mereka melihat ini sebagai peluang investasi yang menjanjika. mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar," ujar Franky dalam keterangan resmi kepada media, hari Jumat (1/4).

Menurut Franky, BKPM merespons positif minat investasi yang disampaikan.

"Masuknya investasi dari negara-negara tersebut akan menunjukkan variasi bioskop-bioskop yang ada di Indonesia. Disamping itu juga budaya masyarakat Indonesia yang mempunyai kebiasaan menonton semua jenis film," jelasnya.

Dari data yang dikeluarkan oleh Badan Ekonomi Kreatif saat ini Indonesia baru mempunyai sekitar 1.000 screen dan tidak seimbang dengan besarnya jumlahnya penduduk Indonesia yang sebesar 240 juta.

"Beijing dengan jumlah penduduk sekitar 15 juta memiliki 5.000 screen. Kita tidak perlu sama dengan Beijing tapi minimal Indonesia mempunyai 5.000-6.000 screen untuk memenuhi kebutuhan tersebut," lanjutnya.

Perusahaan sedang mencari  lokasi yang potensial untuk pengembangan usahanya di Indonesia. Strategi yang akan diterapkan adalah dengan mengintegrasikan bioskop dengan mall atau pusat perbelanjaan sebagaimana yang dimilikinya di PEA.

"Untuk itu perusahaan membutuhkan informasi terkait dengan mall yang sedang dan akan dibangun maupun yang belum memiliki fasilitas gedung bioskop di Indonesia guna menjalin kerjasama," katanya.

Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM di Abu Dhabi, Agus Prayitno, mengemukakan bahwa perusahaan belum menjelaskan nilai rencana investasinya.

"Mereka belum menentukan berapa titiknya. Namun, nilai investasi untuk membangun satu screen secara terpadu mencapai AED 5 juta atau sekitar Rp 18 milyar di Abu Dhabi," imbuhnya.

Agus juga menyampaikan bahwa IIPC Abu Dhabi akan terus mengawal minat investasi perusahaan ini di Indonesia. "Kami akan memantau minat investasi dan memfasilitasi perusahaan untuk merealisasikan investasinya," katanya.

Selama ini negara-negara Timur Tengah masih berada di papan tengah daftar peringkat negara-negara yang menanamkan modalnya di Indonesia.

Apabila merujuk pada data rencana investasi yang dirilis BKPM periode Januari-Desember 2015, Iran menempati peringkat ke-8 dengan nilai rencana investasi Rp 50 triliun, Yordania di peringkat ke-16 dengan nilai investasi Rp 3,3 triliun.

Uni Emirat Arab berada di peringkat-19 dengan nilai rencana investasi Rp 2,5 triliun kemudian Saudi Arabia menempati peringkat ke-22 dengan nilai Rp 1,6 triliun baru diikuti oleh negara-negara Timur Tengah lainnya.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home