Loading...
HAM
Penulis: Francisca Christy Rosana 18:41 WIB | Rabu, 13 Mei 2015

Ahok: Prasasti Mei 98 Jangan Dijadikan Alat Dendam

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengharapkan agar keberadaan prasasti itu tidak dimaknai sebagai monumen dendam kesumat atau monumen sakit hati. (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok secara simbolis telah meresmikan prasasti Mei ’98 di makam massal tragedi korban peristiwa tersebut yang berlokasi di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Rabu (13/5).

Meski tak dapat hadir secara langsung, Ahok dalam sambutan tertulisnya mengatakan agar keberadaan prasasti itu  tidak dimaknai sebagai monumen dendam kesumat atau monumen sakit hati.

“Diharapkan dapat menggugah perilaku produktif dan positif serta mampu mendorong menelaah diri dalam bertindak,” kata Ahok seperti dalam rilis yang dikirim Komnas Perempuan kepada satuharapan.com, Rabu Sore.

Tragedi 13 – 15 Mei 1998 yang terjadi di Jakarta dan beberapa kota lain di Tanah Air diakui orang nomor satu di Jakarta itu sebagai peristiwa kelabu yang telah menorehkan goresan hitam sepanjang sejarah kemerdekaan Indonesia.
Tragedi ini selain menyebabkan kerugian meterial yang tak terbilang juga telah menelan korban jiwa, harta, benda, pelecehan harkat martabat kemanusiaan, serta perbuatan lain yang amat sangat bertentangan dengan peradaban manusia.

“Saat ini, peristiwa itu sudah berlalu 17 tahun namun puing-puing keruntuhannya masih terbayang serta trauma psikologis mendalam yang membutuhkan kesabaran dan tekad mendalam yang membutuhkan kesabaran dan tekad kuat kita untuk memulihkannya,” kata Ahok.

Lebih lanjut, tregedi Mei diakui telah menyebabkan kemunduran dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara serta pandangan dunia internasional.

“Namun kini hendaknya kita tetap berpikir positif mengambil hikmahnya dengan melakukan perenungan kembali mengenali betapa pentingnya nasionalisme dan memperkokoh ikatan tali persaudaraan sesama anak bangsa,” ungkap mantan politikus Gerindra itu.

   Baca juga:

Setelah 17 tahun reformasi, Ahok berharap masyarakat dapat menciptakan situasi yang kondusif bagi terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa serta berkembangnya semangat toleransi, persaudaraan, dan kebersamaan dalam membangun bangsa dan negara.

Secara langsung, Ahok kepada awak media juga berpesan agar kejahatan HAM masa lalu diusut oleh pihak berwenang.

“Diserahkan ke pusat saja,” katanya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home