Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 23:16 WIB | Rabu, 18 Maret 2015

Akibat Pelemahan Rupiah Produsen Elektronik Mengerem Produksi

Suasana di tempat penukaran valuta asing di Jakarta. (Foto: Dok. satuharapan.com/ Dedy Istanto).

SEMARANG, SATUHARAPAN.COM – Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdampak pada produsen barang elektronik yang mengerem produksi.

"Memang saat ini banyak merek elektronik yang masih mengerem produksi, kondisi tersebut tidak lepas dari nilai tular rupiah terhadap dolar AS yang masih fluktuatif," kata Branch Manajer PT Sharp Elecronic Indonesia Cabang Semarang Anton Fatoni,  di Semarang, Rabu (18/3).

Fatoni menambahkan pelemahan rupiah berdampak pada produksi barang elektronik karena sebagian bahan bakunya masih bergantung pada negara asing, Fatoni menambahkan  tanpa menyebut nama merek saat ini ada satu merek produk elektronik yang menghentikan produksinya karena menunggu kondisi rupiah kembali normal.

Sebagai dampak dari terbatasnya jumlah produksi, pihaknya memastikan pada awal bulan depan akan terjadi kenaikan harga sebesar 3-5 persen. Besar kenaikan tersebut disesuaikan dengan kondisi rupiah yang saat ini berada di kisaran Rp 13.150 per dolar AS.

Jika rupiah tembus Rp 13.500 per dolar AS, maka pada pertengahan bulan depan akan terjadi kenaikan harga lagi. Menurutnya, kondisi tersebut dipastikan akan berpengaruh terhadap penjualan.

Sementara itu, Managing Director Superstore Global Elektronik Semarang Gouw Andy Siswanto mengatakan sejauh ini sejumlah pabrik elektronik belum menaikkan harga produknya yang dirakit di Indonesia, kecuali produk jadi yang diimpor langsung dari pabrik elektronik yang berada di luar negeri.

“Untuk etimasi penyesuaian harga impor ini berkisar lima hingga enam persen, jadi sudah ada kenaikan harga khusus untuk produk impor siap jual,” kata Andy.

Dia mengaku belum memiliki strategi bisnis sebagai solusi dari penguatan dolar AS tersebut. (Ant) 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home