Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 11:54 WIB | Minggu, 05 April 2015

Car Free Day Semrawut, Perlu Dikelola Kembali

Car Free Day Semrawut, Perlu Dikelola Kembali
Meningkatnya jumlah pengunjung dalam kegiatan Car Free Day (CFD) yang digelar setiap minggunya di Jalan MH Thamrin sampai dengan Jalan Jenderal Sudirman yang mencapai 20.000 orang membuat semrawut dan tidak terkelola baik. Banyaknya warga yang ingin berolahraga seperti berlari dan bersepeda harus mengalah di tengah ribuan orang yang kebanyakan datang dengan berbagai tujuan. Konsep kegiatan CFD dibuat salah satunya sebagai sarana berolahraga untuk warga Jakarta dan juga sebagai upaya dalam mengurangi angka tingkat polusi udara di Ibu Kota Jakarta yang dapat menjadi contoh bagi kota-kota lainnya di Indonesia, Minggu (22/3) (Foto-foto: Dedy Istanto).
Car Free Day Semrawut, Perlu Dikelola Kembali
Ribuan warga yang datang dari berbagai wilayah dalam kegiatan Car Free Day (CFD) yang digelar setiap minggunya memadati ruas Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat yang sulit dilintasi sejumlah warga yang ingin melakukan aktivitas olahraga.
Car Free Day Semrawut, Perlu Dikelola Kembali
Ribuan warga yang datang dengan berbagai ragam tujuan tampak memadati ruas Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat yang konsep awalnya dibuat sebagai sarana untuk aktivitas olahraga seperti berlari ataupun bersepeda.
Car Free Day Semrawut, Perlu Dikelola Kembali
Ruas Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat yang tertutup rapat dari antrean ribuan warga yang melintas di kegiatan CFD membuat sebagian warga yang berolahraga baik berlari maupun bersepeda rela untuk mengalah.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Konsep lahirnya kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Jakarta salah satunya sebagai sarana aktivitas berolahraga. Kegiatan Car Free Day (CFD) yang diadakan setiap minggunya di sepanjang Jalan MH Thamrin sampai dengan Jalan Jenderal Sudirman merupakan langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan wadah bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan waktu untuk berolahraga di sepanjang jalur yang tidak dilintasi oleh kendaraan bermotor.

Selain sebagai sarana olahraga, konsep CFD juga dibuat untuk mengkampanyekan pengurangan tingkat polusi dari asap kendaraan bermotor yang ada di Jakarta. Menurut catatan yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari 14 wilayah yang telah dilakukan survey,  Jakarta Utara menjadi wilayah yang tingkat polusi udaranya terburuk di Indonesia karena lokasinya dipenuhi dengan aktivitas industri.

Pesatnya antusias masyarakat yang datang pada hari Minggu pagi menjadikan konsep CFD sudah tidak terarah ke tujuan. Banyaknya kelompok masyarakat yang memanfaatkan ruang CFD sebagai ajang sosialisasi atau demonstrasi atau bahkan pertunjukan dan berjualan dengan tanpa izin. Hal ini yang menyebabkan lautan manusia berbondong-bondong memadati ruas jalan yang sulit untuk melakukan aktivitas olahraga. Jalur sepeda yang beberapa tahun lalu pernah dibuat kini sudah tidak tampak lagi karena semakin tersingkir dari padatnya warga yang datang di lokasi CFD.

Berdasarkan catatan pada tahun 2015 ini jumlah pengunjung meningkat sebanyak 20.000 warga atau naik seratus persen dibanding tahun 2014 kemarin. Dari angka itu tidak semuanya datang ke CFD untuk berolahraga, tetapi berbagai ragam tujuan, diantaranya membawa binatang peliharaan, gelar demonstrasi tanpa izin, nongkrong, jualan produk, dan sebagainya.

Kesemerawutan CFD menjadi catatan penting untuk dikelola kembali ke tujuan sebagai sarana olahraga yang nyaman dan bisa menjadi contoh bagi kota-kota lainnya di Indonesia.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home