Loading...
DUNIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:06 WIB | Selasa, 27 September 2016

Clinton dan Trump Saling Serang

Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump dari Partai Demokrat Hillary Clinton tengah berdebat pada acara debat calon presiden pertama di Hofstra University, Long Island, New York, Senin (26/09). (Foto: Antaranews.com/REUTERS/Mike Segar)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton dan calon Partai Republik Donald Trump berdebat tentang ekonomi, saling serang kebijakan luar negeri, dan berulang kali saling menyela dalam debat calon presiden Amerika Serikat pertama yang memanas pada Senin (26/9).

Setelah saling sapa satu sama lain dengan satu salaman dan satu senyum, kedua lawan kembali saling serang dengan Clinton mengkritik kebijakan pajak pebisnis New York itu, dan Trump menuduh sang mantan menteri luar negeri "hanya bicara, tanpa tindakan."

Masing-masing menuduh yang lain melakukan pemutarbalikan dan kebohongan, dan mendesak para pemirsa memeriksa fakta di situs web mereka.

"Saya merasa saya akan disalahkan untuk semua hal," kata Clinton, perempuan pertama yang memenangi nominasi calon presiden di partai politik utama Amerika Serikat.

"Mengapa tidak?" Trump membalas.

Saat debat dibuka, mereka menyampaikan visi mereka tentang ekonomi Amerika Serikat.

"Rencana yang dikeluarkan Donald akan menurunkan seluruh perekonomian kembali. Dan faktanya akan menjadi versi pemangkasan pajak paling ekstrem, paling besar, bagi orang-orang dalam persentase teratas yang pernah terjadi di negeri ini," kata Clinton.

Trump, taipan real estate dan mantan bintang acara realitas televisi, mengkritik kebijakan perdagangan Clinton dan mengatakan dia akan menyetujui perjanjian dagang dengan negara-negara Asia meski menentangnya sebagai kandidat.

"Anda sepenuhnya mendukung itu, kemudian Anda dengar apa yang saya katakan, dan bagaimana buruknya itu, dan Anda mengatakan, “Baiklah, saya tidak bisa memenangi debat”, tapi Anda tahu bahwa kalau Anda menang, Anda akan menyetujuinya," kata Trump (70), yang mengenakan setelah warna gelap dengan dasi biru.

Clinton membantah kritik itu.

"Donald, saya tahu Anda hidup dengan realitas Anda sendiri, tapi itu bukan fakta," kata Clinton (68), yang mengenakan setelan merah.

Menurut warta kantor berita Reuters, moderator Lester Holt harus berjuang mengendalikan para kandidat dalam diskusi tentang kebijakan perdagangan,  yang tiba-tiba berubah menjadi perang melawan ISIS karena Trump menuduh Clinton memberikan informasi kepada musuh dengan mengungkap rencananya mengalahkan kelompok itu dalam situsnya.

Saling Serang Soal Ras

Pada kesempatan itu, Capres Amerika Serikat dari Partai Demokrat Hillary Clinton menuding saingannya Donald Trump punya sejarah panjang berprilaku rasis.

"Dia benar-benar mengawali kegiatan politiknya dengan dusta rasis yang menyebut presiden kulit hitam kita bukan warga negara Amerika Serikat. Jelas tak ada bukti. Tapi dia bersikukuh, terus menerus dari tahun ke tahun," kata Clinton.

Trump menimpali dengan "tidak ada yang memaksa soal itu, tidak ada yang benar-benar peduli soal itu...Sayalah yang membuat dia (Obama) membuat akta kelahiran, dan saya kira itu baik."

Obama, kelahiran Hawaii, pada 2011 menyebarluaskan akta kelahiran untuk menutup isu tersebut. Baru bulan ini Trump secara publik mengemukakan dia yakin Obama lahir di Amerika Serikat.

Trump juga mengatakan ke Hillary "kalau kau sok lebih suci, bakal gagal."

Hillary Clinton (68) berlatar mantan menteri luar negeri sedangkan Donald Trump (70) konglomerat properti. (Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home