Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 07:43 WIB | Jumat, 09 Oktober 2015

David Merasa Senang Berlatih di Dua Tempat

David Jacobs (kaus abu-abu) saat berlatih hari Kamis (8/10) di Gedung Tenis Meja Komite Olah Raga Nasional (KONI) Provinsi DKI Jakarta, Jl. Tanah Abang I, Jakarta Pusat. (Foto-foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – David Jacobs, petenis meja difabel Indonesia mengaku senang mendukung dua tim tenis meja yang sedang melaksanakan latihan khusus untuk berbagai ajang di dua tempat berbeda. Di Provinsi DKI Jakarta, David berlatih bersama dengan tim tenis meja Provinsi DKI Jakarta yang akan mengikuti kualifikasi Pekan Olah Raga Nasional 2016, sementara di Solo, Jawa Tengah David berlatih bersama tim tenis meja difabel yang akan mempersiapkan diri untuk ASEAN Para Games (ajang multi olah raga untuk atlet difabel). 

“Teman-teman (tenis meja difabel Indonesia, red) yang sekarang di Solo sekarang masih persiapan untuk ASEAN Para Games di Singapura (Desember 2015, red). Saya juga ikut, jadi saya bolak balik Jakarta-Solo, kadang saya latihan di Solo kadang latihan di Jakarta,” kata David kepada satuharapan.com, hari Kamis (8/10) di Gedung Tenis Meja Komite Olah Raga Nasional (KONI) Provinsi DKI Jakarta, Jl. Tanah Abang I, Jakarta Pusat.

David mengungkapkan tidak terlalu mempermasalahkan harus pergi dan pulang Jakarta dan Solo dalam waktu yang cukup singkat karena dia bertekad memberi yang terbaik bagi tim yang dia bela.

Petenis meja difabel melakukan pelatnas yang dipusatkan di Solo, Jawa Tengah sampai dengan keberangkatan ke Singapura pada bulan Desember 2015, namun sebelum ASEAN Para Games para petenis meja difabel Indonesia akan berpartisipasi Kejuaraan Tenis Meja Difabel Asia di Yordania. 

“Di Yordania itu nantinya sebagai sarana untuk kualifikasi, nah untuk beberapa teman untuk bisa lolos (ke Paralimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, red),” kata dia.

David menyebut beberapa rekannya di nomor tenis meja difabel seperti Sella Dwi Radayana dan Komet Akbar harus tetap giat berlatih.

“Kalau untuk ASEAN Para Games mereka (Sella Dwi Radayana dan Komet Akbar, red) masih cukup dominan tetapi untuk paralimpiade mereka harus latihan lebih rutin dan ikut kompetisi lebih sering. Jadi benar-benar bisa teruji melawan pemain top dunia,” kata David.

Saat Kejurnas NPC di Solo, Sella tampil membela DKI Jakarta sedangkan Komet Akbar dan David tidak ikut bertanding. David mengemukakan alasan dia tidak ikut bertanding karena memberi kesempatan para petenis meja difabel usia yang lebih muda.

"Saya lihat mereka masih muda. Secara teknis juga sudah bagus. Saat ini tinggal bagaimana atlet-atlet itu menjaga dan terus mengasah kemampuannya. Jangan sampai berhenti disini. Saya sarankan mereka turun di kejuaraan tenis untuk atlet pada umumnya (dengan kondisi fisik normal, red),” kata David. 

Apalagi selama ini atlet difabel hanya mengandalkan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) saja yang pelaksanaannya empat tahun sekali tepatnya bersamaan dengan pelaksanaan PON.

Pelaksana Tugas (Plt.) Pengurus Provinsi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia Provinsi DKI Jakarta, M. Arifin Thahir sejak lama mengapresiasi perilaku positif dari David Jacobs yang, menurut Arifin, sangat unik dan patut dicontoh.

“Saya senang dengan David Jacobs ini karena dari dulu memang dia ini punya inisiatif tinggi, saya lihat dia jaga kebugaran sendiri, dan punya semangat tinggi, saya elihat dia nggak susah untuk diatur saat latihan,” kata Arifin.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home