Loading...
INSPIRASI
Penulis: Priskila Prima Hevina 01:00 WIB | Kamis, 25 Februari 2016

Dicari: Belahan Jiwa

Ke mana lagi kita mencari kepingan itu kalau bukan di dalam Tuhan?
Gejolak Kawula Muda (foto: Literatur Perkantas)

SATUHARAPAN.COM – Akhir pekan lalu saya bersama beberapa rekan mengikuti acara talkshow bedah buku. Ada pun buku yang dibahas berjudul Gejolak Kawula Muda. Isi perbincangan ialah seputar gejolak orang muda, dalam hal ini urusan asmara. Mungkin saja panitia menyelenggarakan acara ini pada bulan Februari, bulan Valentine. Tema percintaan selalu menarik minat banyak peserta. Ruangan sesak saking banyaknya peserta yang rata-rata masih mahasiswa Kristen. Ya memang, acara ini diselenggarakan oleh Perkantas Kota Salatiga.

Acara tersebut dikemas interaktif. Sesi tanya jawab selama satu setengah jam serasa tak memuaskan gejolak para pesertanya. Di antara banyak isu yang dikupas, yang paling menarik bagi saya adalah tentang kriteria teman hidup yang sejati. Seiman, sepadan, dan sevisi. Tiga kata tersebut menurut saya merangkum keseluruhan tips-tips percintaan yang tersebar di internet dan buku-buku. Saya sepakat, tiga hal itu memang kriteria fundamental pasangan hidup.

Seiman. Seiman, meyakini dan mempercayai Allah yang sama dengan segala konsekuensinya. Tidak bisa jadi kalau salah satu pihak percaya Tuhan, sementara yang lain hanya percaya setengah-setengah. Tak cukup seagama saja lho. Iman itu roh yang hidup, sedang agama bisa dibilang sampul luarnya.

Sepadan. Seorang diciptakan Tuhan untuk menjadi penolong yang sepadan bagi pasangannya. Ini tak sedangkal pembicaraan status sosial, pendidikan dan kekayaan materi. Sepadan dalam hal ini menyentuh dimensi rohani. Kedewasaan karakter serta kesediaan untuk selalu bertumbuh di dalam Tuhan, itu yang penting.

Sevisi. Di dalam iman yang dewasa, seseorang pasti tahu visi hidupnya. Visi hidup yang paling mulia tentu saja mempersembahkan segenap jiwa raga kepada Allah. Visi tersebut dapat diejawantahkan dalam praktik pelayanan dan pekerjaan sehari-hari. Sepasang manusia seharusnya memiliki visi yang sama, agar tahu, mau dibawa kemana hubungan mereka.

Baiklah, kini saya tahu bahwa romantisme itu bukan tujuan dalam sebuah hubungan. Sebaliknya, romantisme adalah akibat adanya hubungan yang sehat. Kuntum bunga, puisi manis, syair lagu melankolis, cokelat atau boneka hanya sarana penunjang yang bersifat tidak wajib. Yang paling istimewa dalam sebuah hubungan adalah ketika sepasang laki-laki dan perempuan mengejar kehadiran Tuhan.

Jadi, kalimat ”Aku mencintaimu karena Tuhan.” tidak seyogianya sembarangan diucapkan. Pencarian pasangan hidup itu seperti mencari bagian dari diri kita yang hilang. Ke mana lagi kita mencari kepingan itu kalau bukan di dalam Tuhan?

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home