Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 14:39 WIB | Sabtu, 20 Februari 2016

Ernest Prakasa: Biarkan LGBT Pikul Salib-nya Sendiri

Stand-up comedian, Ernest Prakasa. (Foto: neonspark.wordpress.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Stand-up comedian, Ernest Prakasa, angkat bicara mengenai lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), melalui blog pribadinya, neonspark.wordpress.com. Ernest memublikasikan tulisannya yang berjudul 'LGBT Itu Dosa', hari Rabu (17/2).

Dalam artikel itu, Ernest mengatakan bahwa perilaku LGBT adalah dosa. Dia pun menduga, kaum LGBT telah menyadari langkah yang ditempuhnya tidak sesuai dengan ajaran agama. Namun, Ernest enggan menuding kaum LGBT lebih hina dari dirinya.

Karena, menurutnya, hal tersebut telah menjadi 'salib' pilihan kaum LGBT untuk dipikul.

“Saya pendosa. Saya menduga, sebagian teman-teman gay atau lesbian juga sadar bahwa homoseksual adalah dosa. Biarlah itu menjadi salib yang mereka pikul. Saya merasa cukup tahu diri bahwa saya pun orang berdosa yang tidak layak menghakimi dosa orang lain," tulis Ernest dalam blog pribadinya yang dikutip satuharapan.com, di Jakarta, hari Sabtu (20/2).

Di awal artikel, Ernest menceritakan temannya di bangku Sekolah Dasar bernama Daniel yang lebih senang memutar badan lalu berpura-pura berubah menjadi Wonder Woman ketika‎ anak ‎laki-laki lainnya terkena demam permainan ‘Street Fighter’ dan bermain pukul-pukulan saat jam istirahat sekolah, serta sibuk memilih karakter ‘Street Fighter’, seperti Ken, Ryu atau Blanka.

Kemudian, dia lanjut menceritakan temannya di bangku Sekolah Menengah Pertama‎ (SMP) bernama Richard yang tidak pernah mau bermain basket atau sepak bola bersama anak laki-laki lainnya. Richard lebih gembira tertawa genit bersama anak-anak perempuan. Bahkan, ketika anak-anak laki-laki di usia tersebut ingin disebut 'ganteng' atau 'keren', Richard lebih bahagia dilabeli 'cantik'.

Hingga Pendeta Menjelaskan…

Berangkat dari cerita tersebut, Ernest mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pemeluk agama Kristen sejak lahir, agama yang mengajarkan homoseksual adalah sesuatu yang mutlak salah. Malah dahulu, dia mengaku cenderung anti terhadap teman-teman gay atau lesbian.

Hingga suatu hari, Ernest mengaku seorang pendeta mengubah pola pandangnya tentang kaum LGBT.

“Suatu hari saya datang ke sebuah acara gereja. Di gereja itu, ada sesuatu yang bagi saya janggal. Tidak seperti gereja pada umumnya dimana gay / lesbian dianggap tabu dan dipinggirkan, di sana justru saya lihat beberapa laki-laki pengerjanya yang dari gesturnya terlihat sangat kemayu. Saya pun bertanya kepada pendeta disana, kenapa ia begitu terbuka. Dan jawaban beliau lah yang selamanya mengubah pola pandang saya,” tulis Ernest.

Kemudian, kata dia pendeta itu pun menjelaskan, “Ya begini lho. Daripada kita musuhi dan jauhi, bukankah kita seharusnya merangkul mereka?”, jawabnya bijak. “Ya tapi kan itu sudah jelas dosa, Pak?” tanya saya lagi. Ia tersenyum tabah, menyiratkan pengalamannya ditanyakan pertanyaan yang sama ratusan atau mungkin ribuan kali. “Iya, memang homoseksualitas itu dosa. Tapi dosa lain kan juga banyak? Kenapa kita tidak bisa memandang dosa secara proporsional? Kenapa homoseksualitas harus ditempatkan lebih hina?”

Tidak ketinggalan, kata Ernest, pendeta itu pun memberikan sebuah ayat dari Alkitab di Perjanjian Baru, tepatnya di 1 Korintus 6:9B-10. “(9B) Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah, dan penipu, tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”

Menurut Ernest, pada ayat tersebut Rasul Paulus tidak mengatakan yang terutama pemburit. Rasul Paulus mengatakan orang yang berzinah, pemabuk, pemfitnah, bahkan orang kikir, adalah orang-orang yang tidak akan masuk surga.

“Jadi, apakah menurut saya homoseksualitas itu dosa? Jelas iya,” katanya.

“Lalu apakah saya lantas menganggap mereka lebih hina? Jelas tidak,” dia menambahkan.

Menurut Ernest, menuding hina seseorang karena orang tersebut homoseksual bagaikan seorang bodoh yang menertawakan orang lain yang berlumur lumpur, padahal orang yang menertawakan itu berkubang di kolam itu juga.

“Kiranya Tuhan mengampuni kita semua,” tulis Ernest menutup tulisan di artikelnya itu.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home