Loading...
EKONOMI
Penulis: Kartika Virgianti 16:49 WIB | Jumat, 13 September 2013

GEF-SGP Indonesia: 20 Profil Mitra Wirausaha Hijau

GEF-SGP Indonesia: 20 Profil Mitra Wirausaha Hijau
Para mitra Global Environment Facility Small Grant Program kelompok pertama. (Foto-foto: Kartika Virgianti)
GEF-SGP Indonesia: 20 Profil Mitra Wirausaha Hijau
Para mitra Global Environment Facility Small Grant Program kelompok kedua.
GEF-SGP Indonesia: 20 Profil Mitra Wirausaha Hijau
Para mitra Global Environment Facility Small Grant Program kelompok ketiga.
GEF-SGP Indonesia: 20 Profil Mitra Wirausaha Hijau
Para mitra Global Environment Facility Small Grant Program kelompok keempat.
GEF-SGP Indonesia: 20 Profil Mitra Wirausaha Hijau
Para mitra Global Environment Facility Small Grant Program kelompok keenam.
GEF-SGP Indonesia: 20 Profil Mitra Wirausaha Hijau
Para mitra wirausaha dan panitia berfoto bersama pada akhir acara.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Global Environment Facility – Small Grant Program (GEF-SGP), menyelenggarakan acara yang bertajuk “Kewirausahaan Komunitas Menuju Gerakan Indonesia Hijau”. Berikut para wirausaha dalam lingkup komunitas ini, berbagi cerita sukses dengan menghadapi berbagai tantangan patut kita apresiasi upayanya terutama dalam semangat mereka melestarikan lingkungan disamping mendapat keuntungan dari upaya tersebut, pada Kamis, 12 September 2013 di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta Selatan.

Bumigora

Berlokasi di Lombok, NTT. Produknya berupa pengembangan hasil hutan non kayu seperti madu, gula aren, kerajinan ketak, kerajinan tangan dari sampah plastik. Kegiatan ini dilakukan untuk pemberdayaan perempuan, TKI dan mengupayakan ekonomi hijau.

Cindelaras

Lokasi di Yogyakarta, mengembangkan produk kripik, beras organik, buku, kopi, teh, rosario/tasbih. Kegiatan ini dilakukan terkait isu penting penyadaran masyarakat akan pendidikan, pengetahuan, keterampilan, dan pemberdayaan komunitas desa.

Dian Tama

Lokasi di Pontianak, Kalimantan Barat, dengan mengusung brand “d-ta kreasi” menghasilkan produk tas (bahan anyaman dampingan/jaringan yang dikombinasikan dengan desain khusus, model maupun ukuran), dompet, cover buku/map, anyaman pandan, rotan, bambu, dan tenun sintang. Isu penting yang ada yaitu pemberdayaan perempuan melalui peningkatan keterampilan untuk menunjang perekonomian keluarga serta pemanfaatan dan pelestarian sumber daya yang terkelola dan berkelanjutan.

Gita Pertiwi

Lokasi di Wonogiri, dengan mengusung brand “Koro” menghasilkan berbagai produk berbahan koro seperti berbagai jenis biji koro kering untuk keperluan benih dan konsumsi, tempe koro (siap olah), aneka koro rebus (siap sayur), aneka kue kering koro (onde-onde, pangsit koro). Isu penting yang ada, koro, tanaman untuk konservasi lahan kering dapat bertahan tumbuh di lahan yang minim air, mampu meningkatkan pendapatan petani perempuan.

Kail

Lokasi di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, menghasilkan produk Kripik Nangka Meru Betiri, jamu tradisional “Sumber Waras” Desa Andongrejo. Isu pentingnya, memaduserasikan aspek pemanfaatan dan aspek pelestarian hutan Taman Nasional Meru Betiri.

Klompald

Berlokasi di Lembata, Flores, NTT, menghasilkan produk berupa padi, jagung, umbi-umbian, kacang-kacangan, jelai, jewawut, dan sorgum. Kegiatan ini dilakukan untuk memberdayakan para petani pada umumnya dan perempuan pada khususnya.

KPLB (Komunitas Pecinta Lingkungan Belitung)

Berlokasi di Pulau Belitung dengan brand “Belitung Adventure”, menyediakan jasa operator paket wisata Kepayang Island Conservation Center, destinasi wisata berbasis konservasi penyu dan terumbu karang, serta wisata diving, adopsi penyu dan adopsi coral. Taman Wisata Alam Batu Mentas dengan destinasi wisata berbasis konservasi tarsius/monyet hantu (Tarsius bancanus salvator). Brand lainnya yaitu, “100% Pure Badau” untuk suvenir khas dari Desa Badau seperti parang badau, kerajinan anyaman, produk buah nanas dan lada, serta suvenir tarsius. Kegiatan ini dilakukan guna memadukan antara wisata-konservasi dan edukasi serta pemberdayaan masyarakat lokal.

KWT Wana Lestari

Berlokasi di Pegunungan Dieng, dengan brand “GreenD”, menghasilkan produk manisan carica, sirup carica, selai carica, coklat kacang Dieng, dodol kacang Dieng, bronis kacang Dieng, tepung ganyong dan mocaf, emping kacang Dieng, cacanut jelly. Isu pentingnya terkait dengan konservasi antara lain untuk mengurangi tekanan penggunaan lahan, dan pemberdayaan perempuan rentan (terkait kasus human trafficking dan wanita yang dijadikan PSK).

Lawe

Berlokasi di Yogyakarta mengusung brand “Lawe”, lingkup produknya mulai dari tas, dompet, dantong baju, stasionary dan home decor. Lawe mendukung kemandirian dan pemberdayaan perempuan di bidang wirausaha sosial, melestarikan budaya tenun Indonesia.

Muara Tanjung

Berlokasi di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Menghasilkan produk kerupuk jeruju, teh jeruju, kerupuk ikan, kerupuk teri, selimut, dodol api-api (salah satu jenis mangrove/ Avicenia), sirup perepat, selai perepat, kue kering perepat. Kegiatan kelompok ini untuk melestarikan hutan mangrove (bakau) di daerah pesisir. Mangrove bisa dijadikan makanan dan minuman seperti kerupuk dan teh jeruju. Harapan komunitas Muara Tanjung agar produknya bisa menambah penghasilan ibu-ibu dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, terciptanya solidaritas antar ibu-ibu, serta keberlanjutan lingkungan.

Oat

Berlokasi di Soe, Timor Tengah Selatan, NTT, menghasilkan berbagai produk tenun dan pangan, untuk tujuan melestarikan alam.

Puter

Berlokasi di Desa Terantang, Kab. Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Mengusung brand “Natural Rattan” menghasilkan berbagai produk rotan seperti keranjang sawit, keranjang batu, keranjang tempat sampah kering, tudung saji, tempat payung. Gagasan ini muncul berkat isu perubahan iklim akibat pekerjaan warga awalnya adalah ilegal loging, maka warga komunitas didorong untuk mencari alternatif mata pencaharian (livelihood) yang lebih ramah lingkungan. Kerajinan rotan dipilih karena salah satu produk desa adalah rotan asalana.

Riak Bumi

Berlokasi di Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat, mengusung brang Madu Hutan Apis Dorsata. Produknya berupa madu hutan yang masih dalam bentuk madu murni dan dikemas dalam dua ukuran yaitu 300 gram dan 1 kilogram. Pengembangan madu hutan ini untuk menjaga kelestarian lingkungan khususnya hutan tempat lebah Apis dorsata bersarang dan menjaga keberlangsungan hidup lebah itu sendiri. Penjualan madu hutan ini mampu menjadi mata pencaharian kedua bagi masyarakat di kawasan Danau Sentarum.

Perkumpulan Indonesia Berseru

Berlokasi di Jakarta dan Bantul mengusung brand “Respect Food” dan “Respect Product”. Produk Respect Food antara lain beras, aneka tepung, minyak kelapa, kecap, kopi. Produk Respect Product antara lain Tshirt, polo shirt, tas, reff magnet, mug. Kegiatan komunitas ini untuk menyediakan produk pangan lokal yang menyehatkan semua: konsumen, petani, lingkungan ekonomi pedesaan.

Sintesa

Berlokasi di Wakatobi dengan mengusung brand “Sikarimannang”, menghasilkan produk tas dari limbah, anyaman pandan dan kain tenun, tempat hp, tab, iphone dan laptop dari limbah, tempat pensil/pulpen daur ulang, sebdal dari limbah plastik dan tenun, syal dari tenunan Wakatobi, aksesoris (kalung, gelang, cincin) dari limbah kertas, kipas, bros, vas bunga, bunga meja, keranjang dari limbah plastik, kertas daur ulang, topi dari limbah anyaman pandan, gantungan kunci.

Sokola

Berlokasi di Wailago, Flores, NTT. Sokola merupakan program volunterism untuk pendidikan alternatif bagi kaum marginal di wilayah mereka.

Tafean Pah

Berlokasi di TTU (Timor Tengah Utara), NTT, dengan brand kain tenun ikat motif Biboki menggunakan teknik lain seperti sotis/songket, buna, pauf. Produknya berupa sarung wanita, sarung laki-laki, lembaran untuk pigura, selendang, aneka tas dan dompet, dan bahan baju. Kegiatan ini untuk mengembangkan kearifan lokal masyarakat adat untuk menolong dirinya sendiri sekaligus pemberdayaan perempuan.

TRASHI (Transformasi Hijau)

Berlokasi di Kepulauan Seribu dan Pulau Rambut, dengan produknya paket eduwisata Pulau Rambut dan ekowisata kepulauan seribu, dipilih karena sesuai dengan harapannya Transformasi Hijau yang ingin memperkenalkan banyak ruang terbuka hijau (RTH) dan tempat-tempat konservasi yang ada di seputar Jakarta. Sekaligus memperkenalkan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan di wilayah konservasi dan RTH. Harapannya semakin banyak yang mengerti pentingnya memperbaiki dan mempertahankan banyak RTH dan wilayah konservasi hijau.

TUK (Tanah untuk Kehidupan)

Berlokasi di Rawa Pening Mata Air Senjoyo, Jawa Tengah, dengan brand “4Life”, menghasilkan produk daur ulang kertas seperti gantungan kunci, figura foto, magnet tempelan kulkas, pin. Dan brand “Enceng Gondok Gaya” dengan produk sepatu, tas, dan sandal dari bahan tanaman enceng gondok. Selain itu produk wisata mereka yakni Tur Mata Air antara lain rute Sumur Wali, rute Sidorejo. Lainnya produk pusat pembibitan pohon bulu, ringin, kina, dadap, puspa, akasia, ipik, manis jangan.

4Life berusaha membangun dan mengembangkan bisnis dengan memperhatikan aspek lingkungan dan tidak menciptakan limbah dalam proses produksi dan pemasarannya. Jika pelanggan membeli produk 4Life tidak mendorong pada konsumerisme, tetapi mendorong penguatan ekonomi masyarakat. Produk daur ulang kertas, enceng gondok gaya, tur mata air, dan pusat pembibitan adalah beberapa contoh nyata kewirausahaan hijau yang perlu mendapat dukungan.

YCM (Yayasan Ciliwung Merdeka)

Berlokasi di Sungai Ciliwung mengusung brand “Ciliwung Merdeka”. Produk yang dihasilkan berupa tas dari banner, bungkus kopi, kain perca, bando dan jepit rambut dari sedotan bekas, gantungan kunci dari bungkus indomi, hiasan dari koran bekas dan sedotan bekas, pupuk padat dan cair, biogas. Isu penting yang ada yaitu mayoritas yang mengerjakan produk-produk tersebut adalah ibu-ibu rumah tangga dan remaja puteri dengan tujuan agar mereka dapat memperoleh tambahan pendapatan.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home