Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:33 WIB | Jumat, 04 Maret 2016

Google Bantu UNICEF Petakan Penyebaran Virus Zika

Ilustrasi: google membantu UNICEF untuk “memetakan dan mengantisipasi” penyebaran virus zika, yang terkait dengan cacat lahir pada anak-anak (Foto: voaindonesia.com)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi raksasa Google pada hari Kamis (3/3) menyatakan bekerja sama dengan Dana Darurat Anak-Anak PBB (UNICEF) untuk membantu “memetakan dan mengantisipasi” penyebaran virus zika, yang terkait dengan cacat lahir pada anak-anak.

“Satu tim sukarelawan terdiri atas para insinyur, desainer, dan pakar data Google membantu UNICEF membangun suatu program untuk memproses data dari berbagai sumber guna memvisualisasikan kemungkinan perebakan wabah,” kata direktur Google.org Jacquelline Fuller dalam suatu pernyataan yang dimuat di blog perusahaan itu, seperti yang dikutip dari voaindonesia.com.

“Tujuan akhir program ini adalah mengidentifikasi risiko penularan zika di berbagai kawasan serta membantu UNICEF, pemerintah dan LSM untuk memutuskan bagaimana dan di mana mereka harus memusatkan waktu dan sumberdaya,” kata Jennifer Fuller.

Fuller mengatakan perangkat tersebut, meskipun pada dasarnya untuk merespons zika, juga akan bermanfaat untuk keadaan darurat pada masa mendatang.

Google juga mengumumkan sumbangan 1 juta dolar (Rp 13,1 miliar) untuk membantu upaya-upaya UNICEF, seperti mengurangi populasi nyamuk, membuat diagnosis dan vaksin, penyuluhan, dan pencegahan.

Caryl M Stern, Presiden dan CEO dari Dana AS untuk UNICEF, mengatakan hibah Google akan membantu UNICEF mencapai 200 juta orang di wilayah yang baik dipengaruhi oleh atau rentan terhadap zika dengan informasi tentang bagaimana mereka dapat melindungi diri mereka sendiri, demikian seperti yang diberitakan venturebeat.com.

Organisasi Kesehatan Dunia, telah memperingatkan virus yang ditularkan oleh nyamuk itu menyebar dengan cepat ke negara-negara Amerika, dan dapat menulari hingga empat juta orang.

Virus zika, sementara ini diduga terkait dengan 4.000 kasus mikrosefali di Brasil, suatu kondisi yang mengakibatkan bayi lahir dengan kepala dan otak yang kecil. Belum ada pengobatan bagi mikrosefali.

Para pakar mengatakan, cara terbaik mencegah zika adalah dengan menghindari gigitan nyamuk. Belum ada vaksin atau obat tersedia untuk mengatasi virus zika.

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home