Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 09:38 WIB | Rabu, 20 November 2013

Gunung Sinabung Rabu Pagi Meletus Tiga Kali

Guguran lava pijar dan awan panas dario letusan Gunung Sinabung. (Foto: ist)

MEDAN, SATUHARAPAN.COM - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, kembali meletus sebanyak tiga kali pada Rabu (20/11) pagi yang menyemburkan abu vulkanik dengan ketinggian bervariasi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, erupsi pertama terjadi pada pukul 02.40 WIB dengan abu vulkanik membubung sekitar 2.000 meter.

Erupsi kedua terjadi pada pukul 04.05 WIB yang memunculkan semburan abu vulaknik hingga 1.000 meter  dan terbawa angin ke arah barat daya. Sedangkan erupsi ketiga terjadi pada pukul 06.19 WIB dengan ketinggian abu vulkanik sekitar 2.500 meter dengan arah angin menuju timur laut.

Letusan pada hari Selasa (19/11) termasuk yang besar dengan abu vulkanik membubung hingga 8.000 meter. Hal ini yang membuat warga makin banyak yang mengungsi.

Dari laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), potensi erupsi susulan yang terjadi di Gunung Sinabung masih tinggi. Apalagi dengan keluarnya lava pijar dalam empat hari terakhir, sehingga letusannya akan semakin membahayakan.

Belakangan karakteristik letusan Gunung Sinabung mirip dengan Gunung Merapi di Yogyakarta, di mana guguran lava pijar turun ke lereng hingga lebih dari 1.000 meter. Awan panas yang ditimbulkannya di kalangan penduduk lereng Merapi disebut sebagai wedhus gembel.

Status Siaga

PVMBG masih tetap menetapkan status Siaga (level 3). Statur ini mengharuskan  kawasan pada radius tiga kilometer dari puncak gunung dikosongkan dari berbagai aktivitas masyarakat, dan penduduk diungsikan.

Setelah berkali-kali meleutus dalam beberapa pekan terakhir, warga dari tujuh desa di lereng Sinabung diungsikan. Mereka adalah penduduk Desa Mardinding, Desa Gurukinayan, Desa Sukameriah, Desa Berastepu, Desa Gamber, Desa Bekerah, dan Desa Simacem.

Mereka yang mengungsi sampai sekarang sebanyak 6.211 jiwa (1.990 keluarga), dan tinggal di 17 titik pengungsian. Bertambahnya pengungsi, karena warga karena takut dengan erupsi yang makin besar, dan hujan abu serta pasir makin deras, dan tebal menutupi permukiman. Abu ini bahkan terbawa angin hingga ke Tapak Tua, Aceh.

Warga desa  di luar radius tiga kilometer yang kemudian mengungsi adalah dari Desa Temberun, Desa Kotatonggal, Desa Sigarang garang, Desa Sukanalu, dan Desa Kutatengah.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home