Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 11:14 WIB | Rabu, 10 Agustus 2016

Indonesia Ajak Dunia Antisipasi Teroris Individual

Menko Polhukam Wiranto (kanan) menyampaikan pidatonya dalam pembukaan sesi diskusi panel Pertemuan Internasional Penanggulangan Terorisme di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/8). Kegiatan tiga hari tersebut dihadiri menteri/wakil menteri dari 21 negara untuk membahas deradikalisasi dan ancaman teroris internasional serta untuk membangun kerjasama pengawasan di daerah perbatasan antarnegara. (Foto: Antara)

NUSA DUA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Indonesia mengajak komunitas internasional mengantisipasi teroris individual yang sebelumnya bergabung dalam ISIS, sebagai tantangan baru dalam menanggulangi terorisme lintas negara.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, hari Rabu (10/8), menjelaskan bahwa teroris individual itu merupakan fenomena baru dalam terorisme yang dikenal "lone wolves".

"Kembalinya pejuang ISIS ke negaranya masing-masing menciptakan fenomena baru yang dikenal `lone wolves`. Fenomena ini tantangan baru yang perlu kita antisipasi," kata Wiranto saat membuka Pertemuan Internasional Penanggulangan Terorisme (IMCT).

Menurut dia, beberapa di antara "lone wolves" tersebut merupakan veteran Suriah dan Irak, beberapa lainnya direkrut oleh ISIS dan yang lainnya menjadi radikal setelah didoktrin melalui media sosial oleh kelompok ekstrimis.

"Hal tersebut memerlukan perhatian serius dan membutuhkan kerja sama lanjutan," ucapnya.

Salah satu contoh terakhir aksi teroris individual itu yakni serangan menggunakan truk yang menabrak kerumunan orang di Niece, Prancis yang menewaskan sekitar 85 orang.

Aksi terorisme itu tidak menggunakan bahan peledak atau senjata api yang selama ini kebanyakan dilakukan para teroris menjalankan serangannya.

Dalam pertemuan itu dibagi dalam dua sesi yakni sesi para menteri yang membahas tema penanggulangan terorisme lintas negara serta penal diskusi yang membahas isu deradikalisasi dan pejuang teroris asing.

Pertemuan tersebut dihadiri 20 negara di antaranya Australia, Amerika Serikat, Belgia, Belanda, Prancis, Rusia, Tiongkok, Selandia Baru, Turki, India, Filipina, Inggris, Malaysia, Pakistan dan Kanada.

Selain itu juga turut hadir tiga organisasi internasional yakni ASEAN, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Interpol.

Pertemuan internasional tersebut diharapkan menghasilkan pernyataan bersama sebagai penguatan kerja sama internasional terkait penanggulangan terorisme. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home