Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 19:08 WIB | Jumat, 13 Mei 2022

Kapal Rusia Terbakar oleh Serangan Pasukan Ukraina di Pulau Ular

Zelenskyy siap untuk berbicara dengan Putin untuk menemukan kesepakatan, tetapi tanpa ultimatum sebagai syarat.
Foto yang dirilis oleh Angkatan Laut Ukraina pada 24 Maret 2022 menunjukkan gumpalan asap dan api di pelabuhan Berdyansk di Laut Azov, 80 kilometer di sebelah barat Mariupol, di lokasi di mana dilaporkan kapal pendarat besar "Orsk" dari Armada Laut Hitam Rusia berlabuh. (Foto: dok. AFP)

KIEV, SATUHARAPAN.COM-Sebuah kapal pendukung angkatan laut Rusia, "Vsevolod Bobrov", sedang ditarik dari daerah Pulau Ular setelah terbakar, kata juru bicara administrasi militer regional Odessa mengatakan pada hari Kamis (12/5).

“Akibat tindakan pelaut militer kami, kapal logistik Vsevolod Bobrov, salah satu yang terbaru di armada Rusia, (terbakar). Mereka mengatakan bahwa itu (sedang ditarik) ke Sevastopol,” kata juru bicara kantor berita Ukrinform, Serhii Bratchuk.

Pernyataan Ukraina muncul hampir sebulan setelah kapal perang Moskow Rusia dihantam oleh dua rudal Ukraina sebelum tenggelam di Laut Hitam.

Itu adalah kemenangan besar bagi Kiev ketika Moskow mengkonfirmasi bahwa kapal Moskow dihantam oleh dua rudal Neptunus yang menyebabkan kebakaran di atas kapal dan akhirnya tenggelam.

Tenggelamnya kapal perang Rusia pada pertengahan April menandai tonggak sejarah perlawanan Ukraina sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari.

Zelenskyy Siap Bicara dengan Putin

Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa dia siap untuk berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan bahwa “kita harus menemukan kesepakatan”, tetapi tanpa ultimatum sebagai syarat.

Zelenskyy juga mengatakan kepada TV pemerintah Italia, RAI dalam sebuah wawancara yang dijadwalkan disiarkan pada Kamis (12/5) malam bahwa Ukraina tidak akan pernah mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia, yang mencaplok bagian selatan Ukraina itu pada tahun 2014.

“Krimea selalu memiliki otonominya, ia memiliki parlemennya, tetapi di dalam Ukraina,” kata Zelenskyy, dalam kutipan wawancara yang dirilis RAI sebelumnya pada hari Kamis.

Pewawancara bertanya kepada pemimpin Ukraina tentang komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron yang memperingatkan terhadap segala penghinaan terhadap Putin.

“Kami ingin tentara Rusia meninggalkan tanah kami, kami tidak berada di tanah Rusia,” jawab Zelenskyy. “Kami tidak akan menyelamatkan muka Putin dengan membayar dengan wilayah kami. Itu tidak adil.”

Dalam komentar lain, Zelenskyy membunyikan nada berwawasan ke depan. “Kita harus memikirkan masa depan Rusia. Saya, sebagai Presiden Ukraina, mengatakan ini adalah tetangga kita. Akan ada presiden lain, presiden lain, dan generasi lain” di Rusia, kata Zelenskyy. (AP/Al Arabiya)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home