Loading...
FOTO
Penulis: Elvis Sendouw 18:54 WIB | Kamis, 16 Oktober 2014

Karyono Wibowo: Krisis Sikap Kenegarawanan Hancurkan Bangsa

Karyono Wibowo: Krisis Sikap Kenegarawanan Hancurkan Bangsa
Para narasumber saat memberikan penjelasan dalam diskusi kebangsaan dengan tema " Dicari Sikap Kenegarawanan Dalam Menghadapi Tantangan Bangsa ke Depan" di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta. (Foto-Foto: Elvis Sendouw)
Karyono Wibowo: Krisis Sikap Kenegarawanan Hancurkan Bangsa
Diaz Hendropriyono memberikan penjelasan terkait pemimpin yang meiliki jiwa negarawan.
Karyono Wibowo: Krisis Sikap Kenegarawanan Hancurkan Bangsa
Karyono Wibowo Peneliti Senior Indonesia Public Institute memberikan keterangan dalam diskusi kenegarawanan.
Karyono Wibowo: Krisis Sikap Kenegarawanan Hancurkan Bangsa
I Putu Wardana Anggota DPR fraksi Demokrat memberikan penjelasan dalam diskusi.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibangun atas fondasi nasionalisme dan semangat kenegarawan dari para pendiri bangsa. Pendirian bangsa bukan di atas serpihan egoisme individu dan kelompok. Begitu pula NKRI berdiri bukan dibangun dengan sikap antagonisme kelompok. Meski tidak bisa dipungkiri, ada perbedaan pandangan diantara pendiri bangsa dan para pejuang kemerdekaan dari semenjak revolusi kemerdekaan hingga paska kemerdekaan. Namun, perbedaan diantara mereka tidak mengurangi spirit nasionalisme dan sikap kenegarawanan.

Hal tersebut dibahas dalam diskusi kebangsaan dengan tema " Dicari Sikap Kenegarawanan Dalam Menghadapi Tantangan Bangsa ke Depan" di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Kamis (16/10) dengan para narasumber yaitu, I Putu Wardana Anggota DPR Fraksi Demokrat, Karyono Wibowo Peneliti Senior Indonesia Public Institute (IPI), Nyarwi Ahmad Pengamat Komunikasi Politik UGM, dan Diaz Hendropriyono.

Dalam mencari sikap kenegarawanan, krisis negarawan bisa membawa kehancuran bangsa. Peneliti senior IPI mengatakan, Sikap kenegarawanan yang dimiliki para pendiri bangsa dan para pemimpin terdahulu kini kian memudar. Bahkan, boleh dibilang, bangsa ini nyaris mengalami krisis negarwan.

"Apabila kita mencermati perkembangan situasi politik nasional saat ini, seolah-olah bangsa ini hidup di antara dua kutub yang berbeda. Kegaduhan politik sejak pilpres hingga paska pilpres kemarin membuat bangsa ini nyaris terbelah. Gonjang-ganjing politik hingga paska pemilihan presiden ternyata belum juga reda. Bahkan ada ada kecenderungan suhu politik semakin panas," kata Karyono Wibowo.

Di dalam sisten demokrasi, semestinya berlaku juga prinsip saling menghormati satu sama lain.

"Saling menghormati antara pihak yang menang dan yang kalah dalam kontestasi. Tapi faktanya, ada kecenderungan kuat untuk mengabaikan prinsip tersebut. Pihak yang kalah dalam pilpres cenderung belum bisa menerima kekalahan. Yang terjadi justru kultur politik dendam dan politik "bumi hangus" kian menguat," jelas Karyono.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home