Loading...
BUDAYA
Penulis: Sabar Subekti 19:54 WIB | Minggu, 27 Maret 2022

Lelang Surat Perintah Penangkapan Nelson Mandela Kumpulkan Rp 1,8 Miliar

Surat perintah penangkapan terhadap toko anti apartheid Afrika Selatan, Nelson Mandela, tahun 1961. (Foto: Twitter)

JOHANESBURG, SATUHARAPAN.COM-Token yang tidak dapat dipertukarkan yang dibuat dari surat perintah penangkapan asli terhadap Nelson Mandela mengumpulkan dana hingga 1,9 juta rand (sekitar US$ 130.000 arau Rp 1,8 miliar) dalam lelang untuk membantu mendanai situs warisan yang mendokumentasikan perjuangan Afrika Selatan untuk demokrasi.

Mandela, aktivis anti apartheid yang muncul setelah 27 tahun dipenjara dan  menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan, ditangkap pada tahun 1962 karena berkonspirasi untuk menggulingkan pemerintah minoritas kulit putih.

Hasil penjualan “surat peri8ntah penangkapan” itu akan disumbangkan ke Situs Warisan Museum Liliesleaf, yang menerima dokumen asli pada tahun 2004 sebagai sumbangan, kata Ahren Posthumus, kepala eksekutif Momint, pasar untuk NFT (non-fungible token) yang menjual barang Mandela.

Tahun lalu museum menerima sekitar US$ 50.000 setelah pelelangan senjata pena NFT milik sesama pejuang kemerdekaan, Oliver Tambo.

Ini membantu "situs museum tetap bertahan," kata Posthumus dalam sebuah wawancara. “Mereka sangat terpengaruh oleh kurangnya pariwisata karena pandemi COVID-19. Jadi ini adalah cara untuk merevitalisasi aliran mereka dan menjaga sejarah tetap hidup.”

Mandela dibebaskan dari penjara pada tahun 1990 dan pemilihan multiras pertama diadakan empat tahun kemudian.

Pembeli NFT akan memiliki akses eksklusif ke dokumen asli di Museum Liliesleaf, kata Posthumus. “Tinta terlihat melalui kertas hasil scan high-definition,” katanya.

Perkebunan Liliesleaf, yang saat itu berada di pinggiran Johannesburg, digunakan sebagai markas rahasia Kongres Nasional Afrika dari tahun 1961 dan merupakan tempat Mandela dan para pemimpin partai lainnya bersembunyi dari pihak berwenang. Aktivis terkemuka ditangkap di sana selama penggerebekan oleh polisi pada tahun 1963.

NFT telah melonjak popularitasnya dalam beberapa bulan terakhir, dengan karikatur monyet dan singa menguasai harga jutaan dolar. Klub olah raga, pembuat mobil bergengsi, dan bahkan bintang pop termasuk di antara mereka yang masuk ke bisnis perdagangan yang baru lahir, yang menggunakan teknologi blockchain untuk mengotentikasi token kepemilikan unik yang melekat pada barang digital yang dapat direproduksi dengan mudah.

Bored Apes Yacht Club NFT juga dijual di lelang dengan harga US$ 310.000, kata Posthumus. (Bloomberg)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home