Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 19:17 WIB | Sabtu, 05 Maret 2016

Mantan Kabais: Moderasi Akan Dianggap Lemahkan Ajaran Agama

Laksda TNI (Purn) Soleman B. Ponto. (Foto: dok.satuharapan.com/Endang Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Soleman B Ponto, mengatakan moderasi dan deradikalisasi tidak dapat digunakan untuk memberantas terorisme. Sebab, menurut dia, keduanya akan menghasilkan masalah baru.

“Moderasi maupun deradikalisasi untuk memberantas terorisme, dua-duanya akan menghasilkan masalah baru. Itulah sebabnya, baik moderasi maupun deradikalisasi, tidak dapat digunakan untuk memberantas terorisme,” kata Soleman dalam keterangan tertulis yang diterima satuharapan.com, di Jakarta, hari Sabtu (5/3).

Dia berpendapat, bila moderasi digunakan untuk memberantas terorisme, maka moderasi harus dapat menghilangkan salah satu dari sembilan unsur pembentuk terorisme. Namun, harus diketahui lebih dahulu unsur yang berhubungan langsung dengan moderasi.

Menurut Soleman, ada sembilan unsur pembentuk terorisme, yaitu pemimpin, tempat latihan, jaringan, dukungan logistik, dukungan keuangan, pelatihan, komando dan pengendalian, rekrutmen, serta daya pemersatu.

“Dari arti kata telah diketahui bahwa moderasi berhubungan perilaku yang wajar, jujur dan tidak menyimpang dari garis yang ditentukan. Dari sembilan unsur pembentuk terorisme, unsur yang berhubungan erat dengan perilaku adalah daya pemersatu. Oleh karena itu, bila moderasi yang akan digunakan untuk memberantas terorisme, maka unsur pembentuk terorisme yang akan dihilangkan adalah daya pemersatu,” ujarnya.

Namun, Soleman mengingatkan, pemberantasan terorisme dengan menghilangkan unsur daya pemersatu dapat menghadirkan efek samping atau masalah baru. “Seperti ketika untuk memadamkan api yang dihilangkan adalah oksigen, kita juga akan ikut mati lemas,” kata dia.

Sebab, menurutnya, daya pemersatu adalah rasa senasib dan sepenanggungan dari para anggota organisasi yang menghadirkan rasa saling terikat satu dan lainnya.  Rasa keterikatan itu menjadi kuat apabila ada kesamaan cara pandang di antara anggota organisasi tersebut.

Daya Pemersatu

Soleman melanjutkan, ada berbagai macam daya pemersatu, misalnya dari bidang ideologi, contohnya, Pancasila adalah daya pemersatu bangsa Indonesia. Dari bidang Politik, kesamaan cara pandang untuk mendapatkan kekuasaan menghasilkan partai-partai politik. Pada bidang Sosial, kebanggaan kedaerahan merupakan daya pemersatu yang melahirkan Operasi Papua Merdeka (OPM), Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan Republik Maluku Selatan (RMS). Di bidang ekonomi, rasa senasib karena pekerjaan yang sama menghasilkan serikat buruh, serikat pekerja, dan kelompok lainnya.

“Tidak ketinggalan pula agama, juga merupakan daya pemersatu. Semakin kuat daya pemersatu, semakin solid organisasi tersebut. Sebaliknya semakin lemah daya pemersatu semakin lemah pula suatu organisasi. Dengan demikian, bila ingin menghancurkan suatu organisasi, hancurkan terlebih dahulu daya pemersatunya,” kata dia.

Melaksanakan moderasi, menurut dia, pada dasarnya adalah untuk melemahkan daya pemersatu dengan mengubah perilaku untuk kembali mentaati aturan perundang-undangaan yang berlaku. Ketika moderasi digunakan untuk memberantas terorisme, maka moderasi berhadapan langsung dengan agama. Moderasi akan dianggap sebagai upaya untuk melemahkan ajaran agama.

“Sebab, organisasi terorisme pada umumnya menggunakan agama sebagai daya pemersatunya,” ujar dia.

Deradikalisasi                                     

Demikian juga dengan deradikalisasi, menurut Soleman, pada dasarnya adalah untuk melemahkan daya pemersatu dengan merobah perilaku mereka agar dapat mentaati aturan perundangan yang berlaku. Ketika deradikalisasi digunakan untuk memberantas terorisme, maka tidak terelakan pula deradikalisasi juga akan berhadapan langsung dengan agama.

“Deradikalisasi akan dianggap sebagai upaya untuk melemahkan ajaran agama, karena organisasi terorisme pada umumnya menggunakan agama sebagai daya pemersatunya,” katanya.

Dia pun berkesimpulan, pemberantasan terorisme dapat dilakukan dengan menghilangkan salah satu dari unsur pembentuk terorisme, kecuali daya pemersatu.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home