Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 07:59 WIB | Sabtu, 17 Desember 2016

Noblesse Oblige

Orang besar akan melakukan perkara-perkara besar.
Keluarga Kudus (Saint Joseph Roman Catholic Church, in Zell, Missouri, USA; foto: msabeln)

SATUHARAPAN.COM – Berkenaan dengan kelahiran Yesus, Injil Matius tidak menyoroti pergumulan Maria, tetapi lebih fokus pada sosok kepada Yusuf, tunangan Maria. Dengan silsilah Yesus Kristus, penulis mengarahkan pembaca pada Yusuf, anak Yakub, cucu Matan.

Dalam mimpi, Malaikat Tuhan menyapa, ”Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu...” (Mat. 1:20). Yusuf tidak disapa sebagai anak Yakub atau cucu Matan. Tidak. Malaikat Tuhan menyapanya ”anak Daud”. Bisa jadi, Malaikat Tuhan hendak mengingatkan Yusuf bahwa dia keturunan Daud.

Itu bukan sapaan sembarangan. Daud adalah orang besar; karena itu keturunannya juga adalah orang besar. Dan orang besar akan melakukan perkara-perkara besar—noblesse oblige ’kewajiban luhur’. Dan ini sungguh akan ada kaitannya dengan tugas yang akan diberikan kepadanya.

Kelihatannya Malaikat Tuhan memahami bahwa Yusuf sungguh takut. Takut karena apa? Takut kalau-kalau dia salah dalam mengambil keputusan.

Bisa jadi kehamilan Maria sudah menjadi rahasia umum. Dan Yusuf pastilah tahu bahwa bayi dalam kandungan Maria bukanlah anak kandungnya. Jika bukan anaknya, lalu anak siapa?

Penulis Injil Matius menyatakan: ”Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam” (Mat. 1:19).

Alkitab BIMK menyatakan bahwa Yusuf adalah seorang yang seorang yang selalu menaati hukum agama. Karena menaati hukum agama, Yusuf tahu bahwa jalan terbaik adalah memutuskan pertunangan. Tetapi, karena Yusuf tidak mau mencemarkan nama Maria di muka umum, maka dia bermaksud menceraikannya secara diam-diam.

Yusuf seorang yang tulus hati. Dia tidak suka menyakiti orang lain, meski dirinya pun mungkin merasa sakit karena telah dikhianati oleh Maria. Menceraikan secara diam-diam sejatinya merupakan hal bijak karena jika tidak maka Maria akan dianggap berzina; dan hukumannya adalah mati. Kelihatannya Yusuf mengambil jalan, lebih baik disakiti, ketimbang menyakiti.

Kepada orang yang sungguh tulus inilah Malaikat Tuhan menitipkan perkara besar: menjadi Ayah Hukum Yesus. Dan karena Yusuf adalah anak Daud, maka Yesus pun pada akhirnya bergelar: Anak Daud!

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home