Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 15:23 WIB | Kamis, 24 Oktober 2013

Paus Memecat Uskup Mewah Jerman

Franz-Peter Tebartz-van Elst. (Foto: news.com.au)

VATIKAN, SATUHARAPAN.COM –Paus Fransiskus telah memecat  wali Gereja Katolik Roma Jerman yang dikenal sebagai “uskup mewah” dari keuskupannya karena menghabiskan € 31 juta (Rp 473 miliar) dana Gereja untuk pengeluaran rumah tinggalnya.

“Takhta Suci menganggap perlu mengotorisasi masa cuti dari keuskupan untuk Franz-Peter Tebartz-van Elst,” kata Vatikan dalam pernyataan pada Rabu (23/10).

Namun Paus, yang telah menekankan penghematan, langsung  memberhentikannya, langkah yang diserukan banyak umat Katolik Jerman dan media.

Dalam sebuah langkah yang sangat tidak biasa, Uskup Franz-Peter Tebartz-van Elst dari Limburg diperintahkan meninggalkan keuskupan sementara dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap kelebihan pengeluarannya, kata Vatikan.

Uskup, yang bertemu Paus pada Senin sebelumnya, “itu saat ini tidak dalam posisi untuk melaksanakan pelayanan episkopalnya”.

Dalam pernyataan itu dikatakan bahwa ia harus tinggal di luar keuskupannya “selama satu periode”, dan atas ketidakhadirannya semua tugas-tugasnya akan diwakili seorang  vikaris jenderal.

Tidak disebutkan berapa lama uskup harus pergi, namun pernyataan itu menambahkan bahwa ini akan tergantung pada analisis keuangan keuskupan Limburg dan tanggung jawab atas biaya tinggi yang ia keluarkan.

Masalah ini telah terbukti sangat memalukan bagi Paus, yang telah menyerukan Gereja harus lebih keras berada bersama dengan orang miskin.

Dia telah menasihati para uskup untuk tidak hidup seperti bangsawan, dan juga berjanji untuk membersihkan kekeruhan sistem keuangan dalam Bank Vatikan.

Kecerobohan atau Salah Penilaian

Media Jerman telah dijuluki Tebartz-van Elst sebagai “uskup mewah” setelah laporan audit terhadap pengeluarannya—audit diperintahkan setelah Vatikan mengunjungi Limburg bulan lalu—mengungkapkan biaya untuk tempat tinggalnya setidaknya enam kali lebih dari yang direncanakan.

Komite Pusat Jerman Katolik, yang menyatukan semua asosiasi Katolik yang melayani di negara itu, mengatakan puas dengan keputusan untuk menangguhkan uskup.

"Keputusan Paus Fransiskus memberi kesempatan pada awal baru di Keuskupan Limburg saat situasi menjadi makin berat dalam beberapa pekan terakhir, bagi orang percaya di sana dan bagi Gereja di Jerman secara keseluruhan,” kata presiden Alois Glueck.

Tebartz-van Elst telah meminta maaf untuk setiap “kecerobohan atau kesalahan saya dalam menilai”, tapi membantah melakukan kesalahan.

Uskup terbang ke Roma minggu lalu dengan maskapai murah, Ryanair, untuk menjelaskan dirinya kepada Fransiskus—tuduhan berikutnya bahwa ia mengambil tiket mahal di perjalanan ke India dan menyia-nyiakan uang.

Media Jerman, mengutip dari dokumen resmi, mengungkapkan bahwa kediaman sang uskup telah dilengkapi bathtub seharga € 15.000 (Rp 231 juta), meja konferensi yang harganya € 25.000 (Rp 386 juta) dan sebuah kapel pribadi untuk € 2,9 juta (Rp 45 miliar).

Kisah “uskup mewah” telah sangat membuat malu Gereja yang menikmati kemajuan, berkat popularitas Paus Fransiskus yang menjadi daya tarik massa, sebelumnya Gereja dikritik karena menyembunyikan kasus-kasus pelecehan seksual di kalangan pendeta.

Tebartz-van Elst (53), 22 tahun lagi baru pensiun resmi dalam Gereja dan perilakunya merupakan dilema manajemen yang luar biasa untuk Vatikan.

Bahkan jika ia akhirnya mundur dari Keuskupan Limburg, ia akan mempertahankan gelar dan pangkat uskup, berarti Vatikan harus mencari pos lain baginya suatu tempat.

Skandal itu juga menempatkan tekanan pada uskup Jerman untuk transparansi keuangan lainnya di seluruh Gereja di negara mereka, memaksa mereka membuka kerahasiaan atas pelaporan yang sudah berusia abad-abad atas nilai sumbangan pribadi mereka.

Pajak untuk gereja Jerman, yang dikumpulkan oleh negara dan diserahkan kepada gereja-gereja, adalah senilai € 5,2 miliar (Rp 80,2 triliun) untuk Katolik dan € 4,6 (Rp 71 triliun) untuk Protestan pada 2012.

Menurut beberapa laporan media di Jerman, skandal Limburg telah mendorong lebih banyak orang Jerman memutuskan untuk secara resmi meninggalkan Gereja. (aljazeera.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home