Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 20:25 WIB | Minggu, 19 November 2023

Polisi Israel: Jumlah Korban Serangan Hamas di Festival Musik 360

Badan Kemanusiaan PBB: Kami tidak minta bulan.
Polisi Israel: Jumlah Korban Serangan Hamas di Festival Musik 360
Ratusan pria bersenjata berlari di festival musik dekat Kibbutz Re'im, pada 7 Oktober 2023. (Foto: dok. via ToI)
Polisi Israel: Jumlah Korban Serangan Hamas di Festival Musik 360
Seorang anggota Hamas bersenjata membawa seorang pria di festival musik Supernova, dekat Kibbutz Re’im di gurun Negev di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, di mana teroris dari Gaza itu membantai ratusan orang. (Foto: dok. AFP via ToI)

YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Investigasi oleh polisi Israel yang sedang berlangsung terhadap pembantaian oleh Hamas di festival musik Supernova di Kibbutz Re’im pada tanggal 7 Oktober, dan telah memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 360 dari sekitar 260, menurut sebuah laporan baru.

Jumlah korban tersebut akan mencapai hampir sepertiga dari sekitar 1.200 orang yang tewas selama serangan gencar di Israel bulan lalu.

Jumlah korban tersebut mencakup sekitar 17 petugas polisi dan juga merupakan setengah dari seluruh warga sipil yang tewas dalam invasi dan penggrebegan mendadak tersebut, selain hampir 400 anggota militer dan polisi, Channel 12 melaporkan pada hari Jumat (17/11).

Sekitar 4.000 orang dilaporkan hadir di acara musik Supernova. Menurut laporan tersebut, teroris yang menyerbu festival tersebut juga menyandera sedikitnya 40 orang.

Para sandera disandera ketika ribuan teroris pimpinan Hamas melancarkan serangan dahsyat pada tanggal 7 Oktober, di mana mereka mengamuk di wilayah selatan, menewaskan lebih dari 1.200 orang, sebagian besar warga sipil dibantai di rumah mereka dan di festival musik, dan menculik sekitar 240 orang dari semua umur secara total.

Hamas Tidak Tahu Ada Festival Musik

Laporan Channel 12 pada hari Jumat mengatakan bahwa penilaian lembaga keamanan saat ini adalah bahwa Hamas tidak mengetahui adanya festival musik menjelang pembantaian tersebut.

Jaringan tersebut mempublikasikan rincian yang lebih lengkap dari penyelidikan awal yang dilakukan oleh Polisi Distrik Selatan terhadap pembunuhan Hamas pada pagi hari Sabtu tanggal 7 Oktober.

Penyelidikan menyimpulkan bahwa para teroris tidak mengetahui sebelumnya tentang acara tersebut, bertentangan dengan laporan sebelumnya dan kepercayaan luas, Channel 12 mengatakan Polisi mencapai kesimpulan ini sebagian berdasarkan interogasi terhadap teroris yang ditangkap, dan juga karena mereka tidak menemukan peta di sana. Jenazah teroris yang tewas mengarahkan mereka ke acara musik outdoor; dalam kasus pembantaian lainnya pada hari itu, para teroris membawa peta yang menyebutkan target mereka.

Laporan TV tersebut mengatakan para teroris baru menyadari peristiwa besar sedang terjadi di wilayah Re’im setelah polisi mulai membubarkan pengunjung pesta karena invasi Hamas yang lebih luas, dan baru setelah itu mereka menuju ke sana.

Channel 12 menunjukkan kronologi bencana yang terjadi, menurut penyelidikan polisi, dan menyiarkan rekaman seorang perempuan di pesta tersebut dengan putus asa menelepon polisi agar segera datang, sambil berteriak, “mereka menembaki kami.”

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa, sejauh penyelidikan dapat dilakukan, termasuk berdasarkan interogasi terhadap teroris yang ditangkap, “seandainya tidak ada pengerahan polisi (secara substansial) di Yad Mordechai,” sekitar 30 kilometer lebih jauh ke utara, “para teroris akan bereada dalam perjalanan ke Rishon Lezion dalam 30 menit, dan di Tel Aviv dalam 40 menit. Dan kita akan berada dalam cerita yang sangat berbeda.”

Namun mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut untuk menjelaskan penilaian ini.

PBB: Kami Tidak Minta Bulan

Sementara itu, seorang pejabat tinggi PBB kembali menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan” di Gaza untuk memungkinkan bantuan menjangkau warga sipil di tengah perang antara Israel dan Hamas menyusul serangan mengejutkan kelompok teror tersebut pada 7 Oktober terhadap Israel.

“Sebut saja apa yang Anda mau, tapi persyaratannya, dari sudut pandang kemanusiaan, sederhana saja. Hentikan pertempuran agar warga sipil bisa bergerak dengan aman,” kata kepala kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, dalam pidatonya di Majelis Umum PBB.

“Kami tidak meminta bulan,” kata Griffiths. “Kami meminta langkah-langkah dasar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penting penduduk sipil dan membendung krisis ini.”

Griffiths juga menyerukan pembebasan seluruh sandera yang ditahan di Gaza tanpa syarat. (AFP/ToI)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home