Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 12:15 WIB | Senin, 21 Maret 2016

Ribuan Angkutan Umum Demo, Penumpang Terancam Telantar

Ribuan sopir angkutan umum sedang melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta awal pekan lalu, hari Senin (14/3). (Foto: Dok. satuharapan.com/Diah A.R)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ribuan sopir angkutan umum yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) dan Forum Komunikasi Masyarakat Penyelenggaran Angkutan Umum (FK MPAU) pada hari Selasa (22/3) berencana akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di beberapa titik mulai pukul 09.00 WIB.

Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budianto, mengatakan aksi demo ini akan membuat penumpang yang setiap hari bergantung pada angkutan umum seperti bajaj, Kopaja, Metro Mini, dan taksi telantar.

"Ada banyak jenis angkutan umum yang mogok. Mereka juga akan berdemo di tempat berbeda-beda. Diprediksi akan banyak penumpang tercecer karena tidak terlayani angkutan umum," kata AKBP Budianto di Jakarta, hari Senin (21/3).

Budianto melanjutkan, ribuan sopir angkutan umum yang terdiri atas taksi, angkutan bus kecil, dan bajaj akan demo di depan gedung DPR/MPR dengan jumlah sekitar 5.000 armada dan 5.000 awak angkutan umum. Sedangkan di kantor Kementerian Komunikasi dan Informasi akan ada 30 perwakilan dari mereka dengan tuntutan pembekuan aplikasi angkutan ilegal plat hitam.

Kemudian, FK-MPAU yang terdiri atas Koperasi Wahana Kalpika (KWK) dan Mikrolet pada pukul 07.00 WIB akan berunjuk rasa di depan Istana Negara, Balai Kota DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta dengan estimasi 500 unit KWK dan massa sekitar 3.000 orang. Tuntutan mereka adalah meminta pemerintah untuk mecabut surat edaran BPTS No.3460/-1818/I tentang masa berlaku angkutan umum dan revisi Perda No 5 Tahun 2014 tentang transportasi.

Untuk FK-MPAU, masa bergerak dari titik kumpul menuju IRTI/Monas untuk memarkir armadanya. Kemudian mereka menyebar di tiga lokasi. Untuk yang ke Istana Negara massa itu berasal dari wilayah Artha Gading, Mambo, Muara Baru (Jakarta Utara). Kemudian Cakung, Terminal Pulogadung, Terminal Pulogebang (Jakarta Timur 2). Selanjutnya dari Terminal Lebak Bulus, Terminal Pondok Labu, Terminal Pasar Minggu dan Terminal Kebayoran Baru (Jakarta Selatan).

Sedangkan untuk massa yang menuju gedung Balai Kota DKI, berasal dari wilayah Jakarta Timur 1. Yakni dari kawasan Taman Mini Square, Terminal Kampung Rambutan dan perempatan Pasar Rebo. Sedangkan yang menuju gedung DPRD DKI, massa berasal dari Terminal Rawa Buaya, Cengkareng dan Terminal Grogol (Jakarta Barat).

Dampak dari aksi demo besar-besaran ini banyak kemungkinan yang terjadi. Misalnya, kemacetan arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jalan Medan Merdeka Barat dan Jalan Kebon Sirih. Kemungkinan lainnya terjadinya aksi sweeping terhadap angkutan umum yang tidak ikut dalam aksi demo.

"Kita akan melakukan pengamanan penuh dengan koordinasi unit-unit terkait. Termasuk menyiapkan armada angkutan umum untuk mengangkut calon penumpang yang telantar," kata Budianto. (beritajakarta.com)

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home