Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Reporter Satuharapan 19:30 WIB | Senin, 19 Agustus 2013

Rusia Merajai Medali Emas di Hari Kedelapan

Rusia Merajai Medali Emas di Hari Kedelapan
usain bolt
Rusia Merajai Medali Emas di Hari Kedelapan
sumber: www.dailymail.co.uk
Rusia Merajai Medali Emas di Hari Kedelapan

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Usain Bolt melanjutkan dominasinya pada Kejuaraan Atletik Dunia pada lari sprint hari Sabtu (17/8), dengan rekor dunia ketiganya secara berturut-turut pada lintasan 200 meter. Tetapi atlet-atlet yang mencengangkan pada hari kedelapan Kejuaraan Atletik Dunia adalah Rusia yang melesat ke puncak perolehan medali dengan dua medali emas lagi.

Kemenangan Bolt di lintasan 200 meter itu menciptakan aura yang tidak terelakkan lagi bahwa ia adalah atlet yang mampu menghidupi karakter balapannya.

Harapan akan memecahkan rekor dunia pupus saat ia memenangkan pertandingan dengan hasil yang standar yaitu 19,66 detik, tetapi dia lebih dekat masuk ke dalam daftar sejarah. Jika atlet asal Jamaika ini mampu meraih kemenangan di lintasan estafet  4x100 meter, maka hal itu akan membuatnya menjadi atlet yang paling sukses yang pernah ada di kejuaraan dunia, melampaui para legenda lintasan yang berasal dari Amerika yaitu Carl Lewis dan Michael Johnson.

“Bagi saya, kemenangan itu berarti lebih untuk mempertahankan gelar juara 200 meter saya dibandingkan benar-benar memenangkan gelar juara di lintasan 100 meter,” kata Bold. “Pertandingan itu juga sedikit berbeda dari 200 meter. Saya juga merasa gugup dengan lintasan 200 meter itu karena bagi saya pertandingan itu sangat berharga. Pertandingan 100 meter bagi saya hanya untuk penggemar, untuk rakyat, untuk pertunjukan.”

Sebaliknya, prestasi tuan rumah Rusia selama dua hari terakhir ini telah menjadi kejutan. Raungan penonton tuan rumah yang mungkin tidak selalu banyak tapi tidak kekurangan gairah, Rusia mampu meraih medali emas pada hari Jumat (16/8) dan Sabtu (17/8).

Lompat Tinggi

Kemenangan bagi Svetlana Shkolina pada perlombaan lompat tinggi dan tim lari estafet 4x400 meter wanita membawa Rusia menang atas Amerika Serikat di puncak perolehan medali – jika tuan rumah dapat mempertahankan posisinya sampai final hari Minggu (18/8) nanti, maka ini adalah pertama kalinya Amerika dikalahkan sejak kejuaraan dunia tahun 2001 di Edmonton, Kanada, yang pada waktu itu Rusia juga memimpin.

Oleh karena itu, kedua medali emas yang dimenangkan Rusia atas Amerika Serikat Sabtu lalu membuat Amerika berada di urutan kedua. Rasa persaingan itu kembali terasa setelah Amerika memboikot kemenangan atas Rusia pada kejuaraan dunia tahun 1980 di stadion yang sama.

Shkolina (27), tidak pernah bertaruh siapapun untuk medali  emas di kejuaraan lompat tinggi – yang hal itu adalah bagian tugas dari atlet lompat asal Amerika, Brigetta Barrett dan juara olimpiade Anna Chicherova, yang wajahnya menghiasi banyak bahan publisitas kejuaraan. Shkolina yang merebut medali perunggu di London tahun lalu, dianggap sebagai yang berpengalaman tetapi terbatas pada tingkat puncak.

Pada perlombaan itu, Shkolina mampu menembus di kemampuan terbaiknya sejauh 2,03 meter, melampaui skor yang dicetak oleh Barrett yang telah memimpin di awal. Barrett akhirnya gagal dan harus puas dengan medali perak di ketinggian 2,00 meter. Sedangkan Chicherova dan Ruth Beitia dari Spanyol harus berbagi perunggu di ketinggian 1,97 meter.

“Sangatlah baik untuk berlomba di negara sendiri, tetapi di saat yang bersamaan terasa sangat sulit karena menjadi sebuah tanggung jawab,” kata Shkolina. “Saya ingin melompat sejauh 2,05 meter lagi. Tetapi karena emosi yang saya rasakan, fokus saya saat itu hanyalah melompat saja.”

Lari Estafet 4x400 Meter

Pada lari estafet, ancaman Amerika yang terbesar – dimana Amerika telah memenangkan medali emas di  setiap lintasan 4x400 meter sejak tahun 2005. Kerjasama tim Rusia yang baik dan ditambah lagi dengan kekacauan yang diciptakan oleh pelari ketiga Amerika, Ashley Spencer, yang mengundurkan diri pada pergantian ketiga, membuka jalan bagi kemenangan Antonina Krivoshapka dan berhasil menyingkirkan Francena McCorory dari Amerika Serikat ke tempat kedua.

“Kami telah melakukan segalanya untuk menang di kandang sendiri,” kata Krivoshapka. “Kami telah menjadi yang kedua dan ketiga begitu lama.”

Medali perunggu berhasil diraih oleh atlet asal Inggris, yang berlari terakhir, juara dunia di lintasan 400 meter, Christine Ohuruogu, berlari sekuat mungkin untuk menghalangi Perancis meraih medali.

Lari Berintang 100 Meter

Tim Amerika meninggalkan Stadion pada hari Sabtu (17/8) dengan hanya satu medali emas, namun, Briana Rollins, telah menggeser pemegang tahta juara dunia dan juara olimpiade lari berintang 100 meter, Sally Pearson. Rollins (25) telah sesumbar bahwa ia akan memecahkan rekor dunia musim ini, namun ia hanya berhasil mencatat waktu 12,44 detik, akan tetapi dengan waktu tersebut ia berhasil menyingkirkan Pearson di urutan kedua dengan catatan waktu 12,50 detik. Medali perunggu diraih oleh atlet asal Inggris, Tiffany Porter dengan penampilan terbaiknya 12,55 detik.

Lari Maraton

Hari itu dimulai dengan kemenangan lari maraton yang elegan untuk juara olimpiade Uganda, Stephen Kiprotich, yang menguasai sisa lapangan dari stadion Luzhniki ke Kremlin.

Kiprotich yang juga juara bertahan Olimpiade, selesai dengan catatan waktu 02:09:51 dan berhasil mengalahkan atlet asal Etiopia, Lelisa Desisa yang meraih medali perak dengan catatan waktu 02:10:12. Tadese Tola, atlet asal Etiopia lainnya akhirnya meraih medali perunggu dengan catatan waktu 02:10:23.

Lintasan lari 5000 Meter

Meseret Devar, atlet asal Etiopia menggunakan usaha terbaiknya  pada putaran terakhir di lintasan lari 5000 meter kategori wanita untuk memenangkan medali emas, dan sekarang dia telah memenangkan lima kali kejuaraan dunia secara berturut-turut.

Defar (29), selesai dengan catatan waktu 14:50,19. Lalu medali perak diraih oleh Mercy Cherono asal Kenya dengan catatan waktu 14:51,22 dan Almaz Ayana asal Etiopia meraih medali perunggu dengan catatan waktu 14:52,33.

Lempar Lembing

Vitzeslav Vesely, juara lempar lembing Eropa, menambahkan gelarnya satu algi atas namanya dengan lemparan sejauh 87,17 meter pada usaha pertamanya meskipun sedang mengalami masalah kesehatan yang cukup serius.

“Saya tahu saya harus berusaha lebih keras lagi pada kesempatan yang pertama, kedua bahkan ketiga karena saya sedang tidak sehat,” kata Vesely. “Saya juga memiliki beberapa masalah lutut, perut dan sedikit flu.”

Atlet asal Finlandia, Tero Pitkamaki, peraih medali emas tahun 2007, meraih medali perak dengan lemparan sejauh 87,07 meter.

Sedangkan medali perunggu diraih oleh atlet asal Rusia, Dmitri Tarabin (21) yang berhasil melempar sejauh 86,23 meter pada usaha terakhirnya mengalahkan Julius Yego di meter ke 85,40 sebuah rekor baru bagi Kenya.

Hari Minggu adalah hari terakhir kompetisi, dengan Bolt yang berfokus pada lomba estafet 4x100 meter, sementara final lainnya pada lari estafet kategori wanita, lempar lembing wanita, lompat ganda pria, dan lintasan lari 1500 meter kategori pria dan 800 meter kategori wanita. (en.rian.ru)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home