Loading...
RELIGI
Penulis: Martahan Lumban Gaol 15:47 WIB | Sabtu, 26 Desember 2015

Setelah Islam Nusantara, Kini Muncul Gagasan Islam Kepulauan

Ilustrasi. Para warga NU saat melintas di instalasi pameran lukisan yang dipamerkan dalam acara peringatan Hari Santri Nasional yang digelar di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, hari Kamis 22 Oktober 2015 lalu. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

TERNATE, SATUHARAPAN.COM – Setelah muncul gagasan Islam Nusantara yang disebut sebagai ciri khas Islam di Indonesia dengan mengedepankan nilai-nilai toleransi dan bertolak belakang dengan 'Islam Arab', kini Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Provinsi Maluku Utara, menggagas konsep ‘Islam Kepulauan’. Gagasan itu disampaikan melalui seminar nasional yang dipusatkan di Kota Ternate, hari Sabtu (26/12).

Menurut ketua panitia seminar nasional, Jubair Sitomorang, gagasan itu merupakan rangkaian dari kegitan perguruan tinggi Islam berbasis riset.

Dia menjelaskan, seminar pengembangan Islam berbasis kepulauan merupakan puncak dari kegiatan Tri Darma IAIN. Fokusnya meliputi pengabdian, pendidikan, dan penelitian untuk pemberdayaan masyarakat kepulauan. Mahasiswa atau alumnus IAIN kelak harus mengikuti kurikulum yang berbasis Islam Kepulauan. Begitu pula saat dosen melakukan penelitian, juga harus berbasis kondisi masyarakat kepulauan.

Jika konsep yang ditawarkan ini diterima, maka mahasiswa, dosen, dan pegawai akan memahami karakteristik Islam Kepulauan. Sehingga akhir dari pengabdiannya bisa mendapakan output yang baik.

Jubair menambahkan, Islam di Ternate memiliki karakteristik yang berbeda dengan Islam di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. "Kami siapkan semacam payung di mana ilmu-ilmu keislaman yang ada di Maluku Utara bisa dinaungi oleh IAIN," katanya.

Peserta yang hadir dalam seminar tak hanya dari kampus IAIN, perwakilan kampus lain dan media massa juga hadir. Mereka turut memberi kontribusi tentang Islam Kepulauan. "Konsep Islam Kepulauan terinspirasi dari tradisi masyarakat kepulauan dan masyarakat pesisir itu sudah lama ada."

Sebelumnya, istilah Islam Nusantara sempat menimbulkan pro dan kontra di kalangan penganut Islam di Indonesia.

Walaupun dianggap bukan istilah baru, istilah Islam Nusantara belakangan telah dikampanyekan secara gencar oleh organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan, Pemerintah Presiden Joko Widodo mendukung istilah tersebut. Label Islam Nusantara merupakan ciri khas Islam di Indonesia yang mengedepankan nilai-nilai toleransi.

Menurut Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, istilah Islam Nusantara mengacu pada sejarah penyebaran Islam di Nusantara. Perkembangan Islam di sini tidak dengan doktrin yang kaku dan keras. "Tapi melalui cara pendekatan budaya." Karakteristik ini berbeda dengan "Islam Arab" secara sosial, budaya, dan politik. (Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home