Uji Coba Rudal Balistik Korut Dikecam Jepang
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengecam uji coba rudal balistik Korea Utara yang mendarat 250 kilometer di lepas pantai Jepang, hari Rabu (3/8).
“Ini merupakan ancaman serius terhadap keamanan negara kami,” ujar Abe kepada awak media.
“Tindakan yang sudah keterlaluan ini tidak bisa ditoleransi,” tegasnya.
Menteri Pertahanan, Gen Nakatani, mengatakan rudal Pyongyang mendarat di Laut Jepang di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang. Ini merupakan kali pertama rudal Korea Utara mendarat di ZEE Jepang sejak 1998.
Rudal tersebut juga merupakan rudal pertama Korea Utara yang mendarat di ZEE Jepang di Laut Jepang (Laut Timur) dekat Semenanjung Korea. Rudal Pyongyang pada 1998 mendarat di ZEE Jepang di Samudra Pasifik setelah melintas di wilayah udara negeri sakura.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, selaku juru bicara senior pemerintah, juga mengecam keras peluncuran rudal tersebut.
Ke Arah Laut Jepang
Sebelumnya, Korea Utara pada Rabu (03/08) menguji rudal balistik ke arah Laut Jepang, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Rudal tersebut diluncurkan dari dekat kota barat Unyul pada Rabu sekitar pukul 7.50 (Selasa 2250 GMT), ungkap Kementerian Pertahanan.
Uji coba tersebut dilakukan setelah peluncuran tiga rudal balistik pada 19 Juli dalam tindakan yang menurut Korea Utara adalah simulasi serangan nuklir yang menargetkan Korea Selatan.
Pyongyang sudal menggelar serentetan uji coba nuklir pada tahun ini yang melanggar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan bersumpah akan melakukan “tindakan fisik” untuk menentang rencana penempatan sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan yang diumumkan pada Juli.
Resolusi PBB melarang Korea Utara mengembangkan teknologi rudal balistik.
Pyongyang berulang kali mengancam akan melancarkan serangan nuklir ke Korea Selatan dan Amerika Serikat, meskipun fokus utama program senjata nuklirnya untuk mengembangkan ancaman serangan ke daratan AS.
Serangkaian uji coba rudal pada tahun ini bertujuan mendukung ancaman tersebut yang berujung pada kesepakatan antara Seoul dan Washington untuk menempatkan sistem Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) sebelum akhir tahun ini. (AFP)
Editor : Eben E. Siadari
RI Evakuasi 40 WNI dari Lebanon via Darat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengevakuasi 40 Warga ...