Loading...
RELIGI
Penulis: Sotyati 11:20 WIB | Rabu, 21 Mei 2014

Umat Hindu Rayakan Hari Suci Galungan

Ilustrasi suasana Hari Raya Galungan di Bali. (Foto: indosurflife.com)

DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Umat Hindu Dharma di Bali merayakan Hari Suci Galungan, hari raya terbesar dalam memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan) dengan penuh khidmat, Rabu (21/5).

Umat Hindu, baik pria, wanita, maupun anak-anak, dengan mengenakan busana adat, mendatangi pura atau tempat suci keluarga (merajan) untuk bersembahyang.

Suasana Kota Denpasar dan perdesaan di Bali terlihat semarak karena sepanjang jalan dihiasi dengan penjor sebagai lambang kemakmuran.

Jalan-jalan raya sepanjang Kota Denpasar tampak lengang karena seluruh perkantoran instansi pemerintah dan swasta di Bali libur (fakultatif) selama tiga hari, 20--22 Mei 2014.

"Umat Hindu pada Hari Suci Galungan itu wajib melakukan introspeksi diri agar sadar dan mengetahui kebenaran yang sejati karena kebenaran itu harus tetap ditegakkan," kata Direktur Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Indonesia Negeri (IHDN) Denpasar Dr I Ketut Sumadi.

Dengan demikian, umat Hindu diharapkan mampu meningkatkan sikap toleransi dan memantapkan kerukunan hidup antarumat beragama, yang selama ini hidup harmonis berdampingan satu sama lainnya.

Umat Hindu dalam merayakan Hari Suci Galungan dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar mendapat bimbingan, tuntunan, dan perlindungan dengan harapan tetap pada jalan yang benar sesuai dengan ajaran Dharma.

Hari suci Galungan selain bermakna memperingati kemenangan Dharma atas Adharma juga memberikan keheningan atas kemakmuran dan kesejahteraan yang dilimpahkan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.

Hari Kemenangan Dharma sekaligus kebangkitan, tangga menuju pemusatan pikiran, dan kesucian diri agar umat manusia dalam menjalani kehidupan benar-benar suci dan bersih.

"Pikiran suci akan mampu menghilangkan semua pengaruh yang bisa membawa dampak negatif," Ketut Sumadi berharap.

Ia juga mengingatkan umat Hindu tidak menghamburkan uang saat merayakan Galungan. Pengeluaran tetap didasarkan pada kemampuan ekonomi karena yang mendesak diperhatikan adalah kebutuhan pokok, kelangsungan pendidikan anak, dan aspek kehidupan lain yang lebih penting. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home