Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 20:33 WIB | Rabu, 15 April 2015

Depresiasi Rupiah Picu Relokasi Kantor ke Kawasan Murah

Central Business District (CBD) Jakarta, salah satu kawasan pusat bisnis di Ibukota. Depresiasi rupiah memicu relokasi kantor dari kawasan mahal ini ke kawasan yang lebih murah di luar pusat bisnis (Foto:panoramio.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Hasil riset Jones Lang LaSalle menyebutkan sektor perkantoran di Jakarta mengalami perlambatan pada kuartal pertama 2015, baik dari segi pasokan maupun penyerapan, salah satu penyebabnya adalah depresiasi rupiah terhadap dolar AS.

"Tingkat hunian perkantoran di area bisnis (Central Business District) tetap stabil di kisaran 94 persen, penurunan terjadi di tingkat permintaan sebesar 4.400 m2 yang disebabkan oleh efesiensi, relokasi dan penggabungan antara efisiensi dan relokasi," kata Direktur Konsultasi Strategi JLL di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan akibat depresiasi rupiah, perkantoran grade A dan premium yang transaksinya kebanyakan menggunakan dolar AS menjadi mahal, maka terjadi relokasi para penyewa ke beberapa gedung perkantoran di kawasan yang lebih murah, maupun menuju ke gedung perkantoran di luar kawasan pusat bisnis.

Secara keseluruhan permintaan selama kuartal pertama ini menujukkan penyerapan negatif yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya.

Sebaliknya, yang terjadi di pasar perkantoran di luar kawasan perkantoran, penyerapan ruang perkantoran selama triwulan I adalah 45.000 m2 untuk gedung perkantoran grade B dan C di Jakarta Selatan.

"Tingkat hunian gedung perkantoran di luar kawasan pusat bisnis adalah 88 persen atau mengalami penurunan sebesar dua persen. Ini diakibatkan adanya pasokan baru sekitar 100.000 m2 di TB Simatupang

Sementara itu harga sewa di pasar perkantoran di kawasan pusat bisnis tidak mengalami perubahan yang signifikan, kecuali pada gedung grade B dan C yang mengalami kenaikan sekitar empat hingga enam persen, dibandingkan triwulan sebelumnya.

Menurut dia, para pengembang menjelang awal 2015, menunjukkan adanya tendensi untuk mestabilkan harga sewa dan menaikkan harga layanan akibat pengaruh kenaikan tarif listrik, kenaikan BBM dan upah minimum regional.

Terlepas dari kondisi perekonomian dalam negeri yang diwarnai dengan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika dan sentimen bisnis yang sedang menurun, aktifitas pasar porperti di Indonesia masih menunjukkan presepsi yang positif. (Ant)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home