Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Reporter Satuharapan 15:00 WIB | Selasa, 20 Agustus 2013

Hari Kesembilan Kejuaraan Atletik Dunia 2013, Usain Bolt Atlet Sukses Sepanjang Masa

Usain Bolt (Foto: en.rian.ru)

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Final kejuaraan atletik dunia jatuh pada Minggu kemarin. Ini Minggu pertama yang dilewati sejak laga Senin (12/8) lalu, Usain Bolt berkali-kali membanggakan dirinya di lintasan Stadion Luzhniki berhias bendera Jamaika.

Setelah memenangkan lintasan 100 meter, Usain Bolt mampu meraih lagi medali emas ketiga setelah menahan tim dari AS, Justin Gatlin, pada lintasan estafet  4x100 meter dengan perbedaan catatan waktu 0,30 detik. Kanada melesat menjadi peraih medali perunggu setelah  Inggris didiskualifikasi karena pemberian tongkat di luar zona pada pertukaran kedua.

Sementara itu, Bolt berhasil mengukuhkan diri sebagai atlet paling sukses sepanjang masa di dunia. Ia menambah koleksi medali: delapan emas dan dua perak. Prestasinya melampaui Carl Lewis dengan delapan emas, satu perak, dan satu perunggu.

“Rasanya sangat menyenangkan bisa menang, ini adalah alasan saya berlatih,” kata Bolt yang juga memenangkan medali emas untuk lintasan 200 meter pada kejuaraan dunia di Moskow. “Bagi saya, semuanya hebat. Saya terus mendominasi dan saya terus bekerja keras untuk itu.”

Walaupun Bolt adalah orang yang paling dikenali wajahnya selama sembilan hari di kejuaraan dunia kali ini, ia juga berbagi sorotan kamera dengan rekan senegaranya, Shelly Ann-Fraser-Pryce, yang juga mendominasi lintasan lari kategori wanita kelas 100 meter dan 200 meter dengan meyakinkan.

Dia membuat Jamaika tampil makin bersinar. Sebab, untuk pertama kali, Jamaika menyapu bersih semua nomor sprint saat ia menang lagi pada lari estafet 4x100 meter pada  Minggu pagi di kompetisi paling mengesankan yang bertempat di Stadion Luzhniki. Tim Jamaika menang 20 meter lebih unggul dan menciptakan rekor baru nasional dan kejuaraan dengan catatan waktu 41,29 detik, meninggalkan Perancis dan Inggris.

“Saya sangat senang bahwa kami memiliki tim muda yang memecahkan rekor kejuaraan dan rekor nasional tentunya,” kata Fraser-Pryce. “Saya sangat senang atas pencapaian tim kami pada kejuaraan dunia kali ini.”

Prancis melintasi garis di detik ke 42,73 tetapi kemudian didiskualifikasi untuk kesalahan pergantian tongkat, yang pada akhirnya harus menyerahkan medali perak ke Amerika dengan catatan waktu 42,75 detik. Secara otomatis, Inggris meraih medali perunggu dengan catatan waktu 42,87 detik.

Lempar Lembing

Di kejuaraan lain, Christina Obergfoll, asal Jerman, berhasil meraih medali emas pada usahanya ketiganya di kategori lempar lembing wanita. Dua kali peraih medali perak dunia dan peraih medali perak Olimpiade ini menang atas Kimberley Mickle, atlet atas Australia dengan lemparan sejauh 69,50 meter. Kimberley Mickle hanya berhasil melempar sejauh 66,60 meter.

Kemenangan tersebut mengakhiri mimpi buruknya beberapa tahun belakangan ini. Ia sering kalah oleh juara dunia tahun 2011 asal Rusia, Maria Abakumova, yang menjadi atlet favorit untuk meraih medali emas. Di kejuaraan kali ini, ia harus puas dengan medali perunggu.

“Akhirnya, saya bisa meraihnya. Emas. Sangat indah,” kata Obergfoll. “Selama bertahun-tahun, saya punya prestasi yang baik. Ya, itu bagus. Tetapi saya tidak pernah melempar sebaik ini. Tahun saat saya tidak berharap banyak adalah waktu yang tepat bisa meraih medali emas.”

Lintasan 1.500 Meter

Pada lintasan 1.500 meter kategori pria, atlet asal Kenya, Asbel Kiprop, mampu menang taktis untuk mempertahankan gelar juara dunia.

Kiprop telah dilindungi rekan senegaranya, Nixon Chipsera, di sepanjang lomba hingga ia mencapai final 100 meter. Dan, pada saat itu ia mengerahkan seluruh kekuatannya sampai garis akhir dengan catatan waktu 3:36,28.

Kemenangan itu merupakan gelar besar ketiga bagi atlet berusia 24 tahun itu. Sebelumnya ia berpresatasi pada kejuaraan dunia pada 2011 dan olimpiade 2008.

Medali perak akhirnya diraih Matthew Centrowitz dari Amerika Serikat, setengah detik dibelakang Kiprop. Medali perunggu dimenangkan atlet asal Afrika Selatan, Johan Cronje.

Lintasan 800 Meter

Pada final berikutnya di lintasan lari 800 meter kategori wanita, terlihat Eunice Sum dari Kenya menerobos lari di antara peserta lainnya di meter ke-50. Dan, secara mencengangkan ia keluar sebagai pemenang atas juara bertahan kejuaraan olimpiade dan peraih medali emas 2011 asal Rusia, Mariya Savinova.

“Ketika mulai berlari, saya tidak pernah menyangka bahwa saya adalah pemenangnya,” kata Sum. “Saya hanya berharap ada di lima besar atau meraih medali perunggu. Di meter ke-100, saya merasa saya yang benar-benar bergerak. Yang lain tampak terjebak. Saya sangat senang dengan kemenangan pertama saya.”

Dia tidak mampu melampaui batas dua menit pada kejuaraan kali ini. Saat semifinal waktu terbaiknya berada di tingkat ketujuh. Dan, ia berada di tingkat 14 pada kualifikasi waktu, satu hari sebelumnya.

Savinova punya catatan terbaik di musim ini pada 1:57,80 menit dan meraih perak, tapi sangat kecewa dengan apa yang disebutnya “kesalahan taktis” saat meremehkan Sum.

“Semuanya tidak sesuai dengan rencana hari ini,” kata Savinova. “Saya tidak percaya bahwa orang Kenya itu mampu meningkatkan prestasinya dalam waktu dua detik. Saya seharusnya berlari sampai dengan 150 meter, tetapi saya tidak melakukannya. Itu adalah kesalahan saya.”

Sedangkan Alysia Montano berhasil menguasai perlombaan di 400 meter pertama, tetapi melambat secara mengejutkan pada lintasan terakhir dan akhirnya membuka jalan bagi Savinova dan rekan senegaranya Brenda Martinez memenangkan perunggu.

Lompat Ganda

Pada lompat ganda, atlet asal Perancis, Teddy Tamgho, membalikkan keadaan dengan sukses meraih emas di putaran final dengan lompatan sejauh 18,04 meter yang membuatnya 25cm lebih pendek dari pemecahan rekor juara dunia Jonathan Edward (18).

“Saya tidak tahu harus berkata apa. Saya berhasil menang,” kata Tamgho. “Saya harus memaksimalkan 100% kekuatan saya untuk menang. Hal itu sangatlah sulit pada usaha terakhir dan saya harus berpikir cara menjadi yang tercepat pada perlombaan kali ini.”

Pedro Pablo Pichardo (20), atlet asal Kuba menjadi pelompat terakhir setelah Tamgho. Dan, sepertinya atlet asal Perancis tersebut mampu mengganggu konsentrasi Pichardo untuk meraih emas dan harus puas dengan medali perak dengan lompatan sejauh 17,68 meter. Sedangkan medali perunggu berhasil diraih oleh Will Claye dari Amerika Serikat dengan lompatan sejauh 17,52 meter, hasil terbaiknya di musim ini.

Pada hari kesembilan ini, Rusia berada di puncak klasemen dengan tujuh medali emas dengan total 17 medali secara keseluruhan, sedangkan Amerika Serikat berakhir di posisi kedua dengan enam medali emas dan meraih total 25 medali dengan berbagai warna. (en.rian.ru)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home