Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 19:13 WIB | Rabu, 18 Juni 2014

Kisah Kakak Adik Bersaudara di Piala Dunia

Ayew Bersaudara, Jordan Ayew (kiri) dan Andre Ayew (kanan), akan bahu membahu untuk memberi kemenangan bagi Ghana di setiap pertandingan Piala Dunia 2014, yang mereka hadapi. (Foto: ghanafans.com)

SATUHARAPAN.COM – Kakak beradik memilih jalur sepak bola sebagai profesi yang ditekuni, bukan hal yang baru. Namun, tidak semua kakak beradik dapat tampil bersama untuk membela negaranya dalam turnamen sepak bola sekelas Piala Dunia.

Sejak 1986, beberapa peserta acap kali menampilkan sosok kakak beradik untuk mengisi skuat nan mereka tampilkan mengarungi turnamen sepak bola terbesar dunia ini. Pada Piala Dunia 1986, sosok Baresi bersaudara, Giuseppe dan Franco, mulai diperkenalkan dari Tim Nasional Italia.

Kedua pemain ini bersama –sama membela Tim Nasional Italia hingga Piala Dunia 1994, di Amerika Serikat. Namun, Baresi bersaudara hanya mampu meraih gelar Finalis Piala Dunia 1994, sebagai sumbangsih prestasi terbaik dari mereka.

Setelah itu, beberapa tim nasional juga pernah menghadirkan pemain bersaudara dalam kesebelasannya. Sebut saja Koeman bersaudara, Erwin dan Ronald, yang tampil bersama membela Belanda di Piala Dunia 1990, kemudian Belanda memunculkan De Boer bersaudara, Ronald dan Franck, yang senantiasa mengisi skuat de Oranje periode 1990 hingga 2000.

Kesebelasan Denmark juga tidak ketinggalan menampilkan pemain bersaudara. Pada Piala Dunia 1998, Denmark menghadirkan Laudrup bersaudara, Michael dan Brian, yang senantiasa berlaga di setiap pertandingan Tim Nasional Denmark. Tidak ketinggalan keselasan Kroasia, saat pagelaran sepak bola akbar ini terselenggara di Jepang- Korea Selatan (2002), mereka memperkenalkan Kovac bersaudara, Robert dan Niko, kepada dunia.

Piala Dunia 2014

Memasuki edisinya yang ke 20, turnamen sepak bola dunia ini tidak kehilangan aksi-aksi dari kakak beradik. Bahkan, Piala Dunia 2014 kembali mempertemukan kakak beradik beda negara dalam sebuah pertandingan, yakni Boateng bersaudara, Jerome dan Kevin-Prince, dalam laga Jerman menghadapi Ghana, Minggu (22/6), pukul 02.00 WIB.

Pertandingan yang sebenarnya pernah terjadi saat Piala Dunia 2010, di Afrika Selatan ini kembali terulang tahun ini. Aroma perang saudara akan tercium dalam pertemuan Jerome dan Kevin-Prince. Mereka sudah tidak berkomunikasi, sejak Jerome menganggap Kevin-Prince mencederai kapten Jerman yang saat itu membela Chelsea, di Final Piala FA, pada Mei 2010.

Lanjut ke salah satu tim wakil benua Afrika, Pantai Gading, mereka memiliki pemain bersaudara yang dapat dikatakan veteran, yaitu Yaya Toure dan Kolo Toure. kedua pemain ini telah mengisi skuat Pantai Gading, sejak tim berjuluk Les Elephants tersebut tampil untuk pertama kali di panggung Piala Dunia 2006. Namun, saat pertandingan pembuka menghadapi Jepang Sabtu (14/6), sang kakak, Kolo Toure, yang telah berusia 33 tahun, tidak mendapatkan kepercayaan untuk bermain dari sang pelatih, Sabri Lamouchi.

Masih dari benua Afrika, Ghana juga memiliki pemain bersaudara, yakni Ayew bersaudara. Berbeda dengan pasangan bersaudara milik Pantai Gading, Andre dan Jordan menjadi kunci Ghana dalam membangun serangan.

Tim Nasional Honduras pun tidak mau ketinggalan untuk membawa pemain bersaudara dalam skuat yang berlaga di Piala Dunia 2014, mereka adalah Jerry Palacios dan Wilson Palacios. Meski kakak beradik ini dipanggil, namun dalam laga pembuka Honduras menghadapi Prancis, pada Minggu (15/6) kemarin, Jerry hanya menyaksikan sang adik, Wilson berlaga di tengah lapangan, dari bangku cadangan.

Sebenarnya, masih ada satu kesebelasan lagi yang berpotensi menampilkan pemain kakak beradik dalam skuatnya di Piala Dunia 2014 ini, yakni Rusia dengan Berezutski bersaudara. Namun, saat Fabio Capello mengumumkan 23 pemain yang diikutsertakan ke Brasil 2014, Aleksei Berezutski harus mengurungkan mimpinya, karena pelatih Rusia tersebut hanya memanggil Vasili Berezutski.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home